Senin, 08 Mei 2017

PEKERJAAN PANAS DIDALAM TANGKI DAN KAMAR MESIN

PEKERJAAN PANAS DIDALAM TANGKI DAN KAMAR MESIN.


Melakukan perbaikan atau replating pada lokasi didalam tangki bahan bakar dan kamar mesin harus dilakukan dengan hati-hati dengan cara mengikuti prosedur pencegahan dan penanggulangan bahaya yang mungkin terjadi terhadap pekerja dan kapal itu sendiri.
Bahaya yang dapat terjadi saat melakukan perbaikan didalam tangki dan kamar mesin adalah sebagai berikut :

  • Terbakarnya kapal atau pekerja yang berawal dari terbakarnya sisa-sisa minyak yang berada didalam tangki atau kamar mesin.
  • Terjadi kebakaran atau ledakan akibat adanya kebocoran gas LPG yang dipakai untuk alat cutting torch / lampu potong saat bekerja didalam tangki atau kamar mesin.
  • Keracunan gas bahkan kematian pekerja karena memasuki tangki yang masih berisi gas berbahaya atau oleh sebab kurangnya oksigen didalam tangki.
  • Cedera atau bahkan kematian yang dapat dialami oleh pekerja akibat ledakan atau terbakarnya tangki oleh sebab masih adanya gas berbahaya didalam tangki yang dapat memicu ledakan.
Mengingat adanya bahaya seperti tersebut diatas maka adalah bijaksana jika sebelum melakukan pekerjaan perbaikan kapal pada tangki dan kamar mesin ataupun melakukan pemeriksaan / survey didalam tangki hendaknya dilakukan langkah-langkah pencegahan dan pengamanan terhadap bahaya yang mungkin terjadi.
Artikel kali ini akan membahas langkah-langkah sederhana yang dapat diterapkan untuk pencegahan dan pengamanan sebelum memasuki tangki dan untuk pekerjaan panas yang dilakukan didalam tangki dan kamar mesin kapal, cara-cara seperti yang tertera dibawah ini hanya dapat diterapkan pada tangki bahan bakar (storage tank & daily tank), tangki air tawar, tangki balast, tangki minyak lumas dan tangki kosong (void tank), bukan untuk tangki yang berfungsi sebagai ruang muat, berikut adalah cara pencegahan dan pengamanannya :

1. Pekerjaan didalam Tangki.


A. Sebelum melakukan pekerjaan.

  • Isi tangki dikeluarkan seluruhnya atau dipindahkan (dipompa) ke tangki lainnya, atau ditampung pada sebuah wadah seperti bak penampungan atau drum.
  • Sisa dari cairan yang berada didalam tangki dipompa keluar (ditampung) atau dikeluarkan lewat drainage plug yang berada dibagian bottom kapal-jika kapal berada diatas dock. Jika pada kapal tidak memiliki drainage plug maka sisa cairan hanya dapat dikuras setelah manhole terbuka dan tangki dinyatakan aman untuk dimasuki.
  • Manhole tangki dibuka. Jangan memasuki tangki yang baru dibuka.
  • Buka ventilator head yang berada pada pipa udara tangki, amankan daerah disekitar pipa udara dengan cara memberi tanda peringatan bahaya. Untuk tongkang (barge) cukup membuka manhole saja dikarenakan tidak adanya pipa udara.
  • Dengan menggunakan alat blower fan dua arah (hisap dan tiup) lakukan penghisapan udara dari dalam tangki ke luar tangki (keluar kapal), setelah itu lakukan peniupan udara dari luar kapal kedalam tangki. Lamanya waktu yang dibutuhkan untuk melakukan penghisapan dan peniupan tergantung pada besarnya tangki atau volume tangki, ini dapat dihitung dengan cara membagi volume tangki dengan kapasitas blower fan, contoh : misalkan volume tangki sebesar 300 meter kubik sedangkan kapasitas blower 60 meter kubik per menit, maka lamanya waktu penghisapan atau peniupan udara untuk ruangan sebesar itu adalah 300/60 = 5 menit, tetapi itu hanya teori, sebaiknya waktu penghisapan atau peniupan udara diperpanjang hingga menjadi 15 menit atau 30 menit. Perpanjangan waktu tersebut dimaksudkan karena penghisapan udara dari dalam tangki dilakukan dari sekitar lubang manhole sedangkan udara yang masuk ke dalam tangki akibat penghisapan tersebut hanya dari pipa udara yang berukuran kecil dan sebagian kecil udara masuk dari lubang menhole, dan disisi lain adanya udara yang baru masuk kedalam tangki ikut terhisap keluar juga, jadi tidak terjadi pertukaran udara 1:1 didalam tangki atau udara didalam tangki yang dihisap keluar tidak sama jumlahnya dengan udara dari luar tangki yang masuk, hal ini terjadi juga jika dilakukan peniupan dengan blower.
  • Lakukan pemeriksaan kadar gas yang berada didalam tangki, tanpa memasuki tangki. Pemeriksaan kadar gas dilakukan dengan menggunakan alat portable or personal gas detector (jenis ini dipilih karena mudah digunakan) dengan cara ; untuk tangki dengan manhole yang berada pada geladak / deck, alat gas detektor diikatkan pada seutas tali dan kemudian alat diturunkan kedalam tangki sampai hampir menyentuh dasar tangki, jika terdapat gas yang berbahaya atau kurangnya kadar oksigen didalam tangki maka alarm dari alat gas detector akan menyala. Untuk tangki dengan manhole berada pada sekat atau dinding, alat gas detektor digenggam dan dimasukkan kedalam tangki, kemudian alat + tangan diarahkan kearah kiri, kanan, atas dan bawah tangki. Lebih baik lagi jika alat diikatkan pada sebuah batang, hal ini bertujuan untuk menjangkau daerah tangki dibagian yang lebih dalam. Bedasarkan pengalaman semakin kedalam tangki (semakin jauh dari manhole) kadar oksigen didalam tangki semakin berkurang dan kemungkinan adanya gas yang berbahaya. Dari hasil deteksi dengan alat gas detector akan diketahui jenis-jenis gas yang ada didalam tangki dan berapa besar kadarnya atau volumenya. Jika terdapat gas berbahaya atau kurangnya kadar oksigen maka catat hasil deteksi tersebut dan buat tanda peringatan bahaya disekitar manhole bahwa manhole belum aman untuk dimasuki. Pilih alat gas detector yang dapat mendeteksi sekurangnya 4 macam gas; gas Karbon monoksida (CO), gas Hidrogen sulfida (H2S), gas Oksigen O2 dan Lower explosive limit ( LEL) yaitu ambang batas bawah ledakan; konsentrasi suatu gas diudara yang diperlukan untuk terpicu dan meledak.
  • Jika udara didalam tangki masih belum aman, maka lakukan kembali peniupan udara kedalam tangki dengan memakai blower fan.
  • Lakukan pemeriksaan ulang dengan alat gas detector. Jika belum aman maka lakukan lagi langkah peniupan udara kedalam tangki. 
  • Lakukan pencucian tangki dengan cara menyemprotkan air (air bertekanan) dari arah luar tangki, keseluruh bagian dalam tangki, untuk membantu menghilangkan sisa minyak yang menempel. Selama penyemprotan dilakukan, air yang tergenang didalam tangki dikeluarkan dengan memakai pompa atau drainage plug yang ada dibagian bottom.
  • Setelah tangki sudah aman untuk dimasuki, maka langkah selanjutnya adalah melakukan pembersihan tangki (tank cleaning) dengan memakai alat berupa sikat, scrap dan kain lap atau alat lainnya yang dibutuhkan. Khusus untuk tangki bahan bakar dan minyak lumas, gunakan sabun detergent untuk membersihkan sisa-sisa minyak yang menempel didalam tangki dan kemudian dibilas dengan air tawar, sedangkan untuk tangki air tawar dan ballast cukup menggunakan air tawar saja. Selama proses cleaning, blower fan tetap dihidupkan untuk memberikan pasokan oksigen kedalam tangki dan pekerja yang melakukan cleaning diawasi oleh seorang pengawas yang bersiap diluar tangki.
  • Setelah tangki bersih, siapkan alat pemadam portable (portable extinguisher) didalam tangki.
  • Siapkan alat pemadam yang berkapasitas besar diluar tangki; dapat berupa wheeled extinguisher atau hydrant.
  • Pastikan alat kerja yang dipakai benar-benar aman untuk digunakan; tidak ada kabel las yang terbuka sehingga dapat menimbulkan percikan, tidak ada kebocoran pada selang gas oksigen atau LPG yang digunakan, alat cutting torch yang digunakan dapat ditutup dengan baik / rapat. Pemeriksaan yang sama juga harus dilakukan jika memakai alat plasma cutting atau portable grinder (gerinda / gurinda).
  • Siapkan blower fan portable didekat area kerja dan setting alat untuk menghisap udara.
  • Siapkan personil yang akan bekerja didalam tangki dan personil yang akan mengawasi pekerjaan didalam tangki dan diluar tangki. Fungsi pengawas yang berada didalam tangki adalah agar cepat memadamkan api jika terjadi kebakaran didalam tangki saat dilakukan pekerjaan panas, sedangkan pengawas yang berada diluar tangki berfungsi agar dapat memberikan bantuan tambahan dengan cepat jika dibutuhkan untuk memadamkan api dan menolong personil yang berada didalam tangki.

Gbr. Contoh Alat Personal Gas Detector.

B. Saat melakukan pekerjaan didalam tangki.

  • Hidupkan blower fan portable. Blower dihidupkan (seting; untuk menghisap udara) dengan tujuan agar asap yang timbul akibat penggunaan alat potong atau alat las, dapat segera dikeluarkan dari dalam tangki. Selama blower menghisap udara dari dalam tangki, udara bersih dari luar tangki akan bergerak masuk kedalam tangki lewat pipa udara dan manhole sehingga pasokan udara segar dapat terjaga.
  • Basahi atau siram area disekitar tempat yang akan dilakukan pekerjaan panas dengan air sabun (larutan detergent + air). Langkah ini bertujuan untuk memberikan pengamanan tambahan dengan cara membuat basah area sekitar tempat dimana dilakukannya pekerjaan panas sehingga percikan api dapat langsung padam.
  • Jika bagian plat dan profil yang berada didalam tangki harus diganti / replating, maka sebaiknya pekerjaan pemotongan plat dilakukan dari arah luar tangki setelah tangki dibersihkan dan tidak ada gas yang berbahaya didalam tangki.


2. Pekerjaan didalam Kamar Mesin.

A. Sebelum melakukan pekerjaan.

  • Hidupkan blower fan kamar mesin.
  • Lakukan pembersihan kamar mesin (cleaning) dari minyak. Pembersihan dilakukan terutama terhadap bagian dibawah lantai kamar mesin, dimana umumnya terdapat genangan minyak dan air. Target dari pembersihan ini adalah tidak ada lagi minyak yang menempel pada bagian-bagian konstruksi didalam kamar mesin seperti; bagian bottom, wrang/floor, pipa-pipa, lantai dan dinding. Minyak dapat dibersihkan dengan baik memakai air sabun dan alat berupa kain lap dan sikat / skrap.
  • Semua valve bahan bakar dan minyak lumas ditutup.
  • Manhole tangki bahan bakar yang berada didalam kamar mesin harus dalam keadaan tertutup.
  • Mesin atau peralatan yang berada disekitar area tempat pekerjaan dilakukan harus diberi pelindung penutup tahan api. Penutup tersebut dapat berupa fire blanket atau lembaran gasket minyak atau gasket klinger atau bahan lainnya yang tahan api. Penutup ini berfungsi untuk mencegah terkenanya mesin atau alat oleh percikan api atau tetesan cairan besi panas akibat pemotongan konstruksi.
  • Semua material yang mudah terbakar harus disingkirkan dari sekitar area kerja.
  • Setelah kamar mesin bersih, siapkan alat pemadam portable (portable extinguisher).
  • Siapkan alat pemadam yang berkapasitas besar; dapat berupa wheeled extinguisher atau hydrant.
  • Pastikan alat kerja yang dipakai benar-benar aman untuk digunakan; tidak ada kabel las yang terbuka sehingga dapat menimbulkan percikan atau hubungan pendek, tidak ada kebocoran pada selang gas oksigen atau LPG yang digunakan, alat cutting torch yang digunakan dapat ditutup dengan baik / rapat. Pemeriksaan yang sama juga harus dilakukan jika memakai alat plasma cutting atau portable grinder (gerinda /gurinda).
  • Siapkan blower fan didekat area kerja dan setting alat untuk menghisap udara.
  • Siapkan personil yang akan bekerja didalam kamar mesin dan personil yang akan mengawasi pekerjaan didalam kamar mesin dan diluar kamar mesin. Fungsi pengawas yang berada didalam kamar mesin adalah bertindak mencegah timbulnya api dengan cara memberikan penyiraman air (air sabun lebih baik) secara berkala pada bagian-bagian konstruksi yang terkena percikan api dan agar cepat memadamkan api jika terjadi kebakaran didalam kamar mesin saat dilakukan pekerjaan panas, sedangkan pengawas yang berada diluar kamar mesin berfungsi agar dapat memberikan bantuan tambahan dengan cepat jika dibutuhkan untuk memadamkan api dan menolong personil yang berada didalam kamar mesin.

B. Saat melakukan pekerjaan didalam kamar mesin.

    • Hidupkan blower fan kamar mesin. 
    • Hidupkan blower fan portable. Blower diseting untuk menghisap udara.
    • Basahi atau siram lantai kamar mesin dengan air sabun (campuran detergent + air). Langkah ini bertujuan untuk memberikan pengamanan tambahan dengan cara membuat basah area sekitar tempat dilakukannya pekerjaan panas sehingga percikan api dapat langsung padam. Langkah ini dilakukan secara berkala atau jika area sudah terlihat kering.
    • Pekerjaan panas didalam kamar mesin dapat dimulai.
    • Selama pekerjaan dilakukan, pemantauan arah penyebaran percikan api harus terus dilakukan. 


    3. Setelah melakukan pekerjaan panas.

    • Semua peralatan dan sisa material dikeluarkan dari dalam tangki atau kamar mesin.
    • Lakukan pembersihan (cleaning) pada tangki, pastikan tangki benar-benar bersih terutama dari potongan-potongan sisa kawat las dan terak las (slag). terak las dan potongan sisa kawat las dapat terhisap oleh pompa dan mengakibatkan rusaknya pompa.
    • Pada kamar mesin; setelah pekerjaan panas selesai, lakukan pemantauan asap pada seluruh area kamar mesin terutama pada daerah tempat dilakukannya pekerjaan panas. Perhatikan apakah ada asap yang keluar dari bawah lantai atau sela-sela peralatan / mesin, jika ada asap berarti ditempat tersebut ada api (umumnya berupa bara menyala) dan harus segera dipadamkan. Lakukan pemantauan sekitar 10 menit, sebab umumnya asap akan tampak jelas dipermukaan setelah beberapa menit.
    • Lakukan pembersihan kembali (cleaning) pada kamar mesin dan semua penutup mesin dan peralatan dilepas.

    Catatan :

    1. Cara cleaning seperti yang tertulis diatas hanya diterapkan pada tangki yang tidak terlalu besar, dan tidak dapat diterapkan pada tangki yang berukuran besar seperti pada ruang muat kapal jenis tanker, kapal pengangkut gas cair dan kapal pengangkut bahan kimia, karena cara melakukan cleaning tangki pada kapal-kapal tersebut tidak dapat dilakukan secara manual dikarenakan besarnya ukuran tangki, umumnya cleaning tangki menggunakan alat spray atau tank cleaning machine seperti pada metode butterworthing atau injection tank cleaning, dan juga dibutuhkan bahan pembersih yang khusus (agent) yang disesuaikan dengan jenis muatan selain air bersih tentunya. Satu hal yang sama yaitu tangki terlebih dahulu harus bebas dari gas yang berbahaya dan memiliki kadar oksigen yang cukup (gas free) sebelum dimasuki pekerja atau sebelum dilakukannya pekerjaan panas.
    2. Pembersihan tangki (cleaning tank) atau memasuki tangki untuk pekerjaan lainnya sebaiknya dilakukan pada saat pagi hari, untuk menghindari suhu udara yang terlalu panas.
    3. Untuk void space / void tank atau tangki kosong atau hampa seperti yang terdapat pada barge  / tongkang atau cofferdam, cukup dilakukan pemeriksaan kadar udara saja dilanjutkan dengan peniupan atau penghisapan udara sampai tangki benar-benar aman untuk dimasuki tanpa dilakukan pembersihan tangki (cleaning).
    4. Jika alat gas detector tidak tersedia, cara yang umum dilakukan adalah membiarkan manhole terbuka untuk beberapa hari (1 s/d 3 hari, tergantung ukuran tangki) sebelum dimasuki, lebih baik lagi jika dalam kurun waktu tersebut dilakukan peniupan udara dengan blower fan selama minimal 1 jam setiap harinya.
    5. Sebelum memasuki tangki, blower fan sudah dalam keadaan hidup, meniupkan udara kedalam tangki sehingga pasokan oksigen didalam tangki tetap terjaga.
    6. Masuki tangki secara perlahan-lahan agar pandangan (mata) dan pernafasan (paru-paru) kita dapat menyesuaikan dengan kondisi didalam tangki.
    7. Jangan masuki tangki yang berisi minyak.
    8. Jangan masuki tangki yang berbau menyengat atau tercium bau busuk.
    9. Jangan masuki tangki seorang diri tanpa teman yang mengawasi dari luar tangki, kemungkinan terjadinya kecelakaan berupa terbentur, jatuh dan cedera dapat terjadi didalam tangki.
    10. Jika saat memasuki tangki, kepala terasa pusing atau pening atau sulit bernafas, tindakan yang harus dilakukan adalah Segera keluar dari dalam tangki.
    11. Utamakan keselamatan saat bekerja.

    Jika anda menerapkan cara-cara seperti yang tertulis dalam artikel ini, maka segala resiko yang terjadi dan atau kerugian dalam bentuk apapun akibat dari penerapan cara-cara seperti yang tertulis dalam artikel ini adalah menjadi tanggung jawab anda sendiri.

    Sekian Artikel mengenai Pekerjaan Panas Didalam Tangki dan Kamar Mesin, semoga bermanfaat dan artikel selanjutnya adalah Sekrap Lambung Kapal (Scraping). Terima kasih karena Anda telah Belajar Mengenai Kapal.

    2 komentar:

    1. terimakasih atas ilmunya, tapi boleh saya tau artikel ini sumbernya dari mana?

      BalasHapus