Kamis, 21 Juli 2016

PELURUSAN POROS PROPELLER

PELURUSAN POROS PROPELLER


Cara meluruskan Poros Propeller adalah artikel yang berhubungan dengan reparasi kapal yang mana Poros Propeller atau Poros Baling-baling merupakan salah satu bagian dari alat Propulsi kapal atau alat penggerak kapal yang harus diperbaiki bilamana mengalami perubahan bentuk dalam hal ini poros mengalami lendutan atau melengkung (bengkok).
Penyebab dari lendutan pada poros dapat disebabkan oleh beberapa hal antara lain pengaruh panas yang disebabkan terjepitnya poros oleh Ramers packing yang fungsinya sebagai penahan air agar tidak masuk kedalam kamar mesin, atau dapat juga disebabkan karena adanya gaya puntir yang bekerja pada poros karena berputarnya Baling-baling kapal, atau dapat juga disebabkan karena salah prosedur saat poros diangkat dan atau salah penempatan dudukan /penyangga saat poros diletakkan.
Material yang rawan mengalami lendutan (bengkok) adalah poros dengan material Stainless steel sedangkan poros dengan material Mild Steel jarang mengalami lendutan.
Besarnya penyimpangan lendutan yang terjadi berfariasi dan rata-rata dibawah 8 mm, walaupun besarnya tidak seberapa tetapi besar pengaruhnya pada komponen Propulsi lainnya seperti terhadap bantalan poros dan mesin induk / mesin penggerak kapal.

Lendutan pada poros dengan nilai yang cukup besar bila dibiarkan akan menyebabkan :
  • Bantalan Poros Propeller mudah aus dan keausannya tidak merata, cara deteksinya dengan melihat langsung pada bantalan poros saat kapal berada diatas Dock, bila keausannya tidak merata, misalkan dibagian atasnya bantalan tampak lebih tebal sedangkan dibagian bawahnya tampak lebih tipis, atau dapat terjadi pada variasi dua bagian lainnya misalnya antara kiri dan kanan atau lainnya.
  • Dapat menyebabkan kerusakan pada Gear box dari Mesin induk, cara deteksinya dengan mendengarkan suara dari Mesin induk terutama pada Gear box akan terdengar lebih keras seperti tertahan pada saat Poros Propeller berputar.
  • Kerusakan pada Flange pada bagian Coupling poros (sambungan antara Poros Propeller dengan Gear box, tanda awal sebelum terjadi kerusakan adalah baut dan mur pengikat pada pada Flange mengendur walaupun berkali-kali dikencangkan.
Untuk menghindari terjadinya kerusakan adalah bijaksana jika setiap kali jadwal pencabutan Poros Propeller disaat kapal melakukan Docking (umumnya saat Special Survey) harus dilakukan pemeriksaan kelurusan dari Poros Propeller.
Tidak semua Galangan kapal khususnya di Indonesia dapat melakukan pekerjaan pelurusan Poros Propeller, penyebabnya dapat dikarenakan tidak adanya alat (mesin bubut) yang memadai atau tidak adanya tenaga kerja yang terampil menangani pekerjaan tersebut, atau juga tidak adanya pengetahuan bagaimana caranya melakukan pelurusan Poros Propeller. Bila hal yang terakhir yang menjadi kendala, dibawah ini solusinya.

Meluruskan Poros Propeller.

  1. Posisikan Poros Propeller diatas Mesin Bubut (Lathe machine), mesin harus memiliki panjang yang memadai agar Poros dapat sepenuhnya berada diatas mesin.
  2. Salah satu ujung Poros ditempatkan (dikunci) pada Four-jaw Chuck dan ujung Poros lainnya dikunci dengan Tailstock memakai Movable sleeve (posisi seperti hendak membubut poros). Bila Poros terlalu panjang maka gunakan penumpu atau Steady rest dibagian tengah Poros.
  3. Bagi Poros menjadi tiga bagian dan beri tanda pada setiap batas bagian dengan garis melingkari Poros.
  4. Gunakan Dial gauge dan tempatkan tegak lurus disamping Poros. Arahkan Sensor button atau Spindel kebagian atas dari Poros disamping garis tanda. Jangan merubah sudut atau kedudukan Dial gauge selama alat dipakai untuk pengukuran.
  5. Putar perlahan-lahan Chuck dengan menggunakan tangan (tidak menggunakan tenaga mesin) dan perhatikan jarum penunjuk pada Dial gauge. Poros harus berputar 360 Derajat.
  6. Catat nilai penyimpangan yang paling besar dan yang paling kecil serta tandai lokasinya. Tuliskan besar nilai penyimpangan diatas Poros agar mudah untuk melihatnya. 
    Belajar Mengenai Kapal
    Gbr. Contoh pemberian tanda nilai penyimpangan (sebelum dan sesudah pemanasan)
  7. Lakukan cara seperti pada point 4, 5 dan 6 untuk setiap garis tanda yang lainnya.
  8. Biarkan Dial gauge berada diposisi semula (saat pengukuran) jangan dipindahkan.
  9. Putar poros agar bagian yang memiliki nilai penyimpangan yang terbesar berada diatas.
  10. Selanjutnya adalah tahap pelurusan poros dengan memakai metode pemanasan dan pendinginan. Gunakan Cutting Torch untuk memanasi setiap bagian yang telah diukur tersebut dan gunakan Air untuk mendinginkan Poros setelah dipanasi dengan menggunakan Cutting Torch. Cutting Torch diarahkan kesamping kanan dari garis tanda jika posisi Dial gauge berada disebelah kiri garis tanda, atur jarak aman antara api dengan Dial gauge.
  11. Sewaktu Poros dipanaskan, perhatikan Dial gauge, nilai pengukuran akan bertambah saat Poros dipanaskan, misalkan nilai penyimpangan adalah 1,7 mm (nilai terbesar) sewaktu dipanaskan nilai akan bertambah secara bertahap (tergantung pada pemanasan) dari 1,7 mm...1,9 mm...2,0 mm...2,5 mm, dst. Pemanasan dilakukan sampai nilai penyimpangan bertambah sekitar 1 mm, jadi seperti contoh diatas jika tadinya nilai penyimpangan 1,7 mm maka pemanasan dilakukan sampai nilai penyimpangan sekitar 2.7 mm. Jika sudah dirasa cukup segera dinginkan Poros dengan air mengalir untuk menghentikan proses pemuaian. Setelah Poros yang panas didinginkan maka Poros akan berkurang nilai penyimpangannya (lendutan berkurang).
  12. Noda yang timbul dari hasil pemanasan dihilangkan memakai Ampelas (Sand paper).
    Belajar Mengenai Kapal
    Gbr. Poros didinginkan dengan air mengalir dan  cara menghilangkan noda bakaran.
  13. Lakukan cara seperti pada point 9, 10, 11 dan 12 pada dua garis tanda yang lainnya, sampai semua titik pengukuran memiliki penyimpangan yang hampir mendekati angka nol.
  14. Bila semua titik pengukuran sudah melalui proses seperti pada point 9, 10, 11 dan 12 maka ulangi lagi pengukuran seperti pada point 4 ~ 6 pada masing-masing titik pengukuran untuk memastikan apakah titik pengukuran tersebut berubah lagi (penyimpangan kembali menjadi besar) atau tidak karena kadangkala proses pemanasan dan pendinginan pada titik pengukuran yang terakhir berpengaruh pada titik pengukuran sebelumnya.
  15. Bila semua nilai penyimpangan pada semua titik pengukuran telah mencapai nilai mendekati nol atau berada pada kisaran 0,1 ~ 0,2 mm, maka proses pekerjaan pelurusan poros propeller dapat dikatakan selesai. 

Catatan :

  • Untuk memanaskan poros dapat digunakan Cutting Torch yang memakai perpaduan gas Oksigen dan L.P.G, sedangkan Cutting Tip memakai ukuran No.2.
  • Umumnya pemanasan poros hanya berlangsung beberapa detik saja, sebagai contoh untuk poros dengan ukuran Diameter 6" dan penyimpangan 1,8 mm maka dibutuhkan pemanasan selama kurang lebih 5 detik untuk menaikan nilai penyimpangan sebesar 1 mm.
  • Air yang dipakai sebagai pendingin poros setelah poros dipanaskan sebaiknya menggunakan air dengan suhu yang normal (tidak panas atau dingin) dan memiliki aliran yang kontinyu atau mengalir terus-menerus sehingga poros dapat didinginkan secara sempurna.
  • Hasil pengukuran awal dan hasil pengukuran akhir dari penyimpangan serta gambar poros akan dipakai sebagai data pada Docking Record kapal.
Sekian Artikel mengenai Pelurusan Poros Propeller semoga bermanfaat dan Terima kasih karena Anda telah Belajar Mengenai Kapal. Artikel selanjutnya adalah Cara Membuka Propeller. 
     

Tidak ada komentar:

Posting Komentar