Minggu, 25 Oktober 2015

HOSE TEST

Hose Test.


Hose Test adalah metode pengujian kekedapan yang menggunakan air bertekanan yang disemprotkan melalui selang (hose) yang memakai nozzle.
Pengujian kekedapan dengan Hose Test dilakukan untuk menguji kekedapan dari Pintu Kedap Air (Watertight Door), Pintu Kedap Cuaca (Weathertight Door) dan Hact Cover yang terpasang pada kapal.

Hose Test harus dilakukan sesuai dengan peraturan dari Biro Klasifikasi dimana kapal dikelaskan. Hose Test diterapkan pada kapal-kapal Bangunan Baru (New Building) atau juga pada kapal-kapal yang melakukan perbaikan (Repair), terutama yang menyangkut perbaikan pada Pintu Kedap dan Hatch Cover, Hose Test dapat juga dilakukan bedasarkan permintaan Surveyor pada saat kapal dilakukan survey.

Selain memakai metode Hose Test, pengujian kekedapan terhadap Pintu Kedap dan Hatch Cover dapat pula dilakukan dengan cara memakai metode Chalk Test tetapi metode ini hanya dipakai sebagai alternatif dan untuk keadaan khusus saja.

Untuk lebih jelasnya bagaimana cara melakukan pengujian kekedapan dengan memakai metode Hose Test dan peralatan apa saja yang dibutuhkan serta bagaimana cara memperbaiki bila terjadi kebocoran pada benda uji, berikut adalah penjelasannya :

1. Peralatan.

  1. Pompa Air yang memiliki tekanan yang cukup tinggi atau pompa yang dapat menyemburkan air bertekanan paling sedikit sebesar 2 bar atau setara dengan 30 psi.
  2. Bila tidak ada pompa yang khusus maka dapat dipakai pompa air yang memiliki Head antara 20 m s/d 25 m maka akan didapat tekanan sebesar 1,96 bar s/d 2,45 bar. Tekanan akan bertambah setelah air melewati Nozzle.
  3. Hose dengan panjang sekitar 5 m s/d 10 m, bila terlalu panjang akan mengurangi tekanan air.
  4. Nozzle untuk Hose harus memiliki diameter dalam sebesar minimum 12 mm atau setara dengan 0,5".

2. Prapengujian.

  1. Pastikan semua komponen Pintu Kedap dan Hatch Cover yaitu Pelat daun, Ambang, Handle, Cleat, Wheel, dll. dalam keadaan baik terutama bagian Rubber Seal.
  2. Tutuplah Pintu Kedap dan Hatch Cover dengan cara memutar bagian Handle atau Wheel sampai benar-benar tertutup rapat.

3. Pengujian.

  1. Posisikan Nozzle pada jarak maksimum 1,5 m atau 5 ft dari Pintu Kedap atau Hatch Cover.
  2. Hidupkan Pompa sehingga air keluar melalui Nozzle.
  3. Arahkan semburan air sedapat mungkin pada bagian antara Ambang Pintu (Doorway) atau Hatchway dengan Daun Pintu (Door Leaf) atau Hatch Cover, lakukan untuk daerah sekeliling Ambang.
  4. Arahkan juga semburan pada bagian-bagian lainnya, yaitu bagian dari Pintu Kedap atau Hatch Cover yang memungkinkan air dapat masuk, selain itu arahkan Nozzle pada sambungan pengelasannya.
  5. Dari sisi sebelah dalam benda uji, perhatikan apakah ada / terjadi kebocoran. Bila ada kebocoran berarti Pintu Kedap / Hatch Cover tidak lulus uji dan harus diperbaiki. 

4. Perbaikan.

  1. Bila kebocoran terjadi pada bagian Karet Pintu (Seal), cara memperbaikinya adalah dengan menambahkan ketebalan dari Karet (Seal) tersebut (untuk seal baru), atau mengganti Karet dengan yang baru (untuk pintu yang diperbaiki).
  2. Bila kebocoran terjadi pada bagian Poros Handle maka cara memperbaikinya adalah dengan cara mengencangkan Mur pengunci dari Poros Handle dimana terjadi kebocoran.
  3. Bila Mur Poros Handle telah dikencangkan tetapi kebocoran masih ada maka periksa bagian selubung Poros dimana didalamnya terdapat Karet Handle yang bentuknya menyerupai cincin (lihat gambar handle), biasanya Karet Handle tersebut tidak duduk dengan sempurna pada tempatnya atau Karet Handle mengalami kerusakan jadi harus diganti dengan yang baru. Bila tidak ada Karet Handle cadangan maka alternatifnya adalah dengan memakai Rubber Silikon yang dicetak langsung pada poros yang terpasang.
Belajar Mengenai Kapal
                                                            Gbr. Handle Pintu Kedap.

Daftar Pustaka :
DNV Rules - Offshore Standard. DNV-OS-C301. Stability And Watertight Integrity - Testing Of Door And Hatch Cover - I.200 Hose Testing Of Watertight And Weathertight Doors And Hatch Cover.
DNV Rules for Ship / High Speed, Light Craft and Naval Surface Craft, Part 2 Chapter 3 Section 8  Structural And Tightness Testing - Page 50 - B. Testing - B.102.
ABS Rules - Part 7 Operation And Maintenance - Chapter 1 : Testing, Trials And Surveys During Contruction - Hull - Section 1 : Tank, Bulkhead And Rudder Tightness Testing.  5.7 Hose Testing.
Sekian Artikel tentang Hose Test semoga bermanfaat artikel berikutnya adalah Hydrostatic Test dan Terima kasih karena Anda telah Belajar Mengenai Kapal.

Rabu, 21 Oktober 2015

KONSTRUKSI RAMP DOOR TONGKANG

Konstruksi Ramp Door Tongkang.


Ramp Door Tongkang  adalah alat yang digunakan sebagai sarana atau akses untuk naik keatas Tongkang / Barge yang diperuntukan bagi kendaraan untuk kegiatan bongkar muat. Pada artikel kali ini akan dibahas mengenai Konstruksi Ramp Door Tongkang.
Konstruksi Ramp Door Tongkang sedikit berbeda dengan Konstruksi Ramp Door pada kapal-kapal penyeberangan atau Kapal Ferry. Pada Kapal Ferry Ramp Door dioperasikan dengan memakai Winch dan Wire Rope sedangkan pada Ramp Door Tongkang menggunakan Manual Chain Block atau Chain Block yang dioperasikan secara manual (tampa bantuan penggerak listrik atau hydraulik).


KONSTRUKSI RAMP DOOR.


1. Konstruksi Ramp Door.

a. Kerangka Utama Membujur ( Longitudinal Main Frame ).
    Kerangka Utama Ramp Door yang terpasang membujur sepanjang Ramp Door.
    Material : H. Beam 250 x 250 x 9 x 14 mm.

b. Kerangka Utama Melintang ( Transverse Main Frame ).
    Kerangka Utama Ramp Door yang terpasang melintang hampir selebar Ramp Door.
    Material : H. Beam 250 x 250 x 9 x 14 mm.

c. Kerangka Tambahan Membujur ( Add. Longitudinal Frame ).
    Kerangka yang terpasang membujur sepanjang Ramp Door.
    Material : AB. 120 x 120 x 8 mm.

d. Kerangka Tambahan Melintang ( Add. Transverse Frame ).
    Kerangka yang terpasang melintang hampir selebar Ramp Door.
    Material : FB. 120 x 12 mm  dan RB.Dia.3"

e. Plat Mata (Eye Pad ).
    Tempat untuk mengaitkan Shacle untuk Hook, Shacle untuk Wire Rope dan Stopper.
    Material :  PL. t = 25 mm.

f. Plat Lutut dan Plat Berlian ( Bracket and Diamond Plate ).
    Material : PL. 300 x 300 x 10 mm. ( above ) dan PL.850 x 850 x 10 mm ( below ).

g. Penahan Jalur Kendaraan ( Retaining Track ).
    Bagian Ramp Door yang bersentuhan langsung dengan roda kendaraan.
    Material : Channel 180 x 75 x 7 mm.

h. Grip Kendaraan ( Vehicle's Grip ).
    Fungsinya agar roda kendaraan dapat lebih mudah menapak diatas Ramp Door.
    Material : Deformed Bar Dia.22 x 900 mm.

2. Konstruksi Tiang Penyangga Ramp Door.


a. Tiang Utama Ramp Door ( Ramp Door Stanchion ).
    Tiang tempat mengaitkan alat angkat Ramp Door dan pengamannya.
    Konstruksinya terpasang menembus Plat Deck kearah bawah sampai pada Girder.
    Material : H. Beam 350 x 350 x 12 x 19.

b. Tiang Penunjang (Support Stanchion ).
    Tiang penunjang yang memberikan kekuatan tambahan pada tiang utama Ramp Door.
    Konstruksinya terpasang menembus Plat Deck kearah bawah sampai pada Girder.
    Material : H. Beam 350 x 350 x 12 x 19.

c. Plat Gantungan ( Hanger ).
    Tempat untuk menggantungkan Shacle untuk Chain Block, Shacle untuk Wire Rope dan Stopper.
    Material :  PL. t = 25 mm ( lihat gambar detail ).

d. Plat Lutut Hanger ( Bracket ).
    Material : PL. t = 12 mm ( lihat gambar detail ).

e. Tangga ( Stair ).
    Untuk akses perawatan tiang Ramp Door dan peralatannya.

3. Engsel / Hinges.


a. Plat Engsel pada Ramp Door.
    Tempat pusat gerakan Ramp Door.
    Material : PL. t = 25 mm dan PL. t = 12 mm ( lihat gambar detail ).

b. Plat Engsel pada Transom.
    Tempat koneksi Plat Engsel Ramp Door pada Tongkang / pasangan dari engsel Ramp Door.
     Material : PL. t = 25 mm dan PL. t = 12 mm ( lihat gambar detail ).

c. Poros Engsel ( Pin ).
    Material : Round Bar ( lihat gambar detail ).

PERALATAN RAMP DOOR :


1. Chains Block (Manual).


Digunakan untuk mengoperasikan Ramp Door ( Buka dan Tutup ) secara manual.  Pengoperasian Ramp Door biasanya dilakukan oleh ABK kapal Tug Boat yang menarik Tongkang tersebut. Kapasitas Chain Block yang dipakai adalah 20 Ton untuk setiap Stanchion.

2. Safety Wire Rope.


Digunakan untuk pengaman Ramp Door / sebagai pengganti fungsi Chain Block untuk menahan Ramp Door saat posisi tertutup yaitu sebagai pengaman terhadap hentakan  gelombang agar Ramp Door tidak terbuka. Bentuk dari Wire Rope yang dipakai adalah Eye to Eye Wire Rope dan memakai Thimble di kedua ujungnya.

3. Stopper.


Digunakan untuk membuat Ramp Door tidak bergerak pada saat posisi tertutup dan juga sebagai pengaman terhadap hentakan gelombang agar Ramp Door tidak terbuka.
Material : RB. Dia.3" dan PL. t = 25 mm ( lihat gambar detail ).

 4. Shacle.


Digunakan untuk sambungan antara Chain Block dengan Hanger, antara Wire Rope dengan Hanger, antara Eye Pad dengan Wire Rope dan Eye Pad dengan Hook dari rantai Chain Block.
Kapasitas Segel / Shacle ;
- Untuk sambungan antara Hanger Chain Block dengan Chain Block = 25 Ton
- Untuk sambungan antara Hook rantai Chain Block dengan Eye Pad Ramp Door = 25 Ton.
- Untuk sambungan antara Hanger dengan Safety Wire Rope = 17 Ton.
- Untuk sambungan antara Safety Wire Rope dengan Eye Pad Ramp Door = 17 Ton.


GAMBAR KONSTRUKSI :


Agar dapat lebih mudah memahami konstruksi Ramp Door serta pembuatannya, dibawah ini dapat dilihat gambar-gambar dari Konstruksi Ramp Door Tongkang.


1. Gambar Konstruksi Ramp Door.


Pada gambar tampak atas (top view) terlihat penempatan Vehicle's Grip yang letaknya diatas Retaining Track dengan jarak 3/4 dari lebar Channel. Vehicle's Grip memiliki panjang 900 mm dan letaknya pada arah lebar ramp door memiliki spasi 2550 mm atau kurang lebih selebar bentangan roda kendaraan. 

Belajar Mengenai Kapal
Gbr. Ramp Door - Top View.
Pada gambar Main Frame Top View terlihat Kerangka Utama Melintang terpasang secara terputus-putus (intercostal) oleh Kerangka Utama Membujur. Bagian plat penumpu Kerangka Utama Melintang tersambung pada plat penumpu Kerangka Utama Membujur sedangkan flange dari Kerangka Utama Melintang tersambung dengan flange Kerangka Utama Membujur.

Belajar Mengenai Kapal
Gbr. Main Frame - Top View.

Kerangka Tambahan Melintang juga terpasang dengan cara terputus-putus (intercostal). Kerangka Tambahan Membujur terpasang secara intercostal, kerangka terputus oleh Kerangka Melintang Utama, bagian atas dari Kerangka Tambahan Membujur letaknya selevel dengan bagian atas flange Kerangka Utama Melintang.

Pada gambar Main Frame Bottom View terlihat penggunaan dari Diamond Plate yang letaknya pada setiap sambungan antara Kerangka Utama Membujur dengan Kerangka Utama Melintang. Diamond Plate ditempatkan dibagian atas flange dari Kerangka Utama atau pada bagian paling bawah dari Konstruksi Ramp Door.

Belajar Mengenai Kapal
Gbr. Main Frame - Bottom View.
Pada gambar Ramp Door Side View terlihat posisi pemasangan Eye Pad yang menempel pada bagian samping dari plat penumpu Kerangka Utama Membujur. Kemiringan dari Eye Pad diatur sedemikian rupa dengan sudut kemiringan kurang lebih 30 derajat. Flange bagian atas dari Kerangka Utama Membujur yang dilewati oleh Eye Pad, dipotong selebar Eye Pad.
Belajar Mengenai Kapal
Gbr. Ramp Door - Side View.

2. Gambar Konstruksi Stanchion.


Pada gambar Front View terlihat penempatan dari Hanger yang terpasang secara tegak lurus tepat diatas bagian plat penumpu. Dibagian atas dan bawah Hanger diberi Bracket sebagai penguatan, Bracket terpasang melintang terhadap Tiang Utama. Bagian ujung Tiang Penunjang bagian samping yang terhubung dengan Tiang Utama, plat penumpunya dilas ke plat penumpu Tiang Utama sedangkan flangenya dilas ke bagian dalam flange dari Tiang Utama.
Belajar Mengenai Kapal
Gbr. Ramp Door Stanchion - Front View.
Pada gambar Side View terlihat bahwa Tiang Utama menembus plat geladak sampai pada konstruksi internal pada void tank tongkang yang terdapat dibagian bottom, demikian juga halnya dengan Tiang Penunjang bagian belakang. Engsel juga terpasang menembus plat transom bagian depan sampai pada bagian flange dari Tiang Utama. Dibagian bawah Tiang Utama diberi penguatan berupa plat Bracket yang menghubungkan antara Tiang Utama dengan Tiang Penunjang bagian belakang.
Belajar Mengenai Kapal
Gbr. Ramp Door Stanchion - Side View.

Hanger dibuat dari plat dengan ketebalan antara 20 mm sampai 25 mm, pada bagian yang dilubangi diberi penguatan berupa plat doubler yang berbentuk lingkaran dengan ketebalan 12 mm yang terpasang dikedua sisi Hanger.
Belajar Mengenai Kapal
Gbr. Detail Hanger / Pad.

Plat Bracket untuk Hanger dibuat dari plat dengan ketebalan 12 mm dan penempatannya berada dibagian atas dan bawah dari Hanger. Bentuk Plat Bracket dapat berbentuk menyerupai segi tiga atau setengah lingkaran.


Gambar Detail Stopper menunjukan bahwa ujung-ujung dari Round Bar dihubungkan dengan plat berbentuk Eye Pad yang dipasang sejajar satu sama lain, untuk menyesuaikan jarak bukaan plat 60 mm maka sebagian ujung Round Bar dibuat berterap agar plat berbentuk Eye Pad dapat baik kedudukannya, dibagian atas plat diberi penguatan berupa plat yang menghubungkan kedua sisi dari Eye Pad dari Stopper.
Belajar Mengenai Kapal
Gbr. Detail Stopper.

Stopper terpasang pada Eye Pad dari Tiang Utama dan Eye Pad Ramp Door dengan menggunakan Pin. Pin dibuat dengan menggunakan Round Bar berdiameter 72 mm dan panjang 155 mm, pada salah satu bagian ujung Pin harus diberi plat yang fungsinya sebagai penahan sedangkan pada bagian ujung lainnya dibuatkan lubang untuk tempat dari Cotter Pin (pasak) yang fungsinya sebagai penahan agar Pin tidak lepas dari Stopper.
Belajar Mengenai Kapal
Gbr. Detail Stopper's Pin.


3. Gambar Engsel / Hinges.


Plat Engsel yang terpasang pada transom dibuat dengan menggunakan plat 20 mm atau 25 mm, pada bagian yang dilubangi diberi penguatan berupa plat doubler berbentuk lingkaran berdiameter 150 mm dengan ketebalan 12 mm yang terpasang dikedua sisi plat Engsel. Untuk memberi kekuatan tambahan, pada bagian penembusan plat transom diberi plat doubler dengan ketebalan 12 mm, dibeberapa bagian plat doubler diberi lubang untuk Slot Weld.
Belajar Mengenai Kapal
Gbr. Detail Hinges at Transom.

Sama seperti plat Engsel yang terpasang pada transom, plat Engsel yang terpasang pada Ramp Door  dibuat dengan menggunakan plat 20 mm atau 25 mm, pada bagian yang dilubangi diberi penguatan berupa plat doubler berbentuk lingkaran berdiameter 150 mm dengan ketebalan 12 mm yang terpasang dikedua sisi plat Engsel. Plat Engsel untuk Ramp Door terpasang dibagian depan Ramp Door, plat Engsel dihubungkan ke Ramp Door dengan cara dilas ke bagian plat penumpu dari Kerangka Utama Melintang.
Belajar Mengenai Kapal
Gbr. Detail Hinges at Ramp Door.

Pin untuk Engsel dibuat dengan menggunakan Round Bar berdiameter 72 mm dengan panjang 207 mm, pada salah satu bagian ujung Pin harus diberi plat yang fungsinya sebagai penahan sedangkan pada bagian ujung lainnya dibuatkan lubang untuk tempat dari Cotter Pin (pasak) yang fungsinya sebagai penahan agar Pin tidak lepas dari Engsel.
Belajar Mengenai kapal
Gbr. Detail Hinge's Pin.

 

4. Gambar Posisi Ramp Door ( tertutup dan terbuka).


Pada saat pembuatan, Ramp Door Tongkang yang sudah jadi di satukan dengan Tongkang dengan memakai bantuan alat berat (Crane). Plat engsel pada Ramp Door disatukan / dihubungkan dengan plat engsel pada transom dan dikunci dengan menggunakan Pin.

Pada gambar posisi Ramp Door saat tertutup, Stopper terhubung pada Hanger dari Tiang Utama dan Eye Pad dari Ramp Door, Stopper membuat Ramp Door tidak dapat bergerak sama sekali baik bergerak keatas ataupun kebawah hal ini memberi keuntungan pada saat terjadi gelombang perairan yang besar. Walaupun memakai Stopper, pada saat dioperasikan (posisi tertutup) Chains Block dan Safety Wire Rope harus tetap terpasang.
Belajar Mengenai Kapal
Gbr. Ramp Door - Closed Position.

Untuk membuka / menurunkan Ramp Door dari posisi saat tertutup adalah dengan cara mengencangkan terlebih dahulu Chains Block, setelah kedua Chains Block menjadi kencang, lepas Stopper dan Safety Wire Rope dari ikatannya dengan Ramp Door, Setelah itu baru Ramp Door dapat diturunkan dengan cara mengulur rantai Chains Block sehingga kendur.
Belajar Mengenai Kapal
Gbr. Ramp Door - Open Position.

Pada bagian samping Stanchion sebelah luar dapat dibuatkan anak tangga untuk akses ke bagian atas Stanchion guna perawatan Stanchion dan peralatan Ramp Door. Anak tangga dibuat dari Besi Kotak atau Square Bar dengan ukuran 3/4" dengan spasi 350 mm.
Pada bagian depan Stanchion sebelah bawah dapat dibuatkan kotak rantai untuk menampung rantai dari Chain Block yang terurai kebawah agar tidak menjadi kotor.


Sekian Artikel mengenai Konstruksi Ramp Door Tongkang, artikel selanjutnya adalah Konstruksi Deck House, semoga artikel diatas bermanfaat dan Terima Kasih karena Anda telah Belajar Mengenai Kapal.

Sabtu, 17 Oktober 2015

HYDROSTATIC PRESSURE TEST

Hydrostatic Pressure Test.

Hydrostatic Pressure Test yang dimaksud adalah metode pengujian kekedapan pengelasan dan sambungan dengan bantuan air bertekanan sebagai sarana untuk menguji kekedapan pengelasan. Hydrostatic Pressure Test umumnya digunakan untuk pengujian kekedapan pengelasan pada instalasi pipa-pipa didalam kapal.
Disaat sebuah kapal bangunan baru telah selesai pembuatan instalasi pipanya maka Hydrostatic Pressure Test dilakukan untuk pengujian kekedapan pengelasan pada setiap sambungan pipa dan juga pada setiap sambungan yang menggunakan Flange atau Ulir agar didapat kepastian bahwa tidak ada kebocoran pada setiap sambungannya. Pengujian ini tidak terbatas hanya pada kapal bangunan baru saja tetapi juga kapal-kapal yang melakukan perbaikan pipa-pipa di Galangan Kapal pada saat kapal naik dock juga harus melakukan pengujian kekedapan pengelasan pipa- pipa dan kekedapan sambungan Flange dari pipa-pipa tersebut.

Prinsip Dasar :

Prinsip dasar dari Hydrostatic Pressure Test adalah memanfaatkan air yang berada didalam pipa yang akan diuji sebagai media untuk mendeteksi kebocoran dengan cara memberikan tekanan pada air tersebut.

Peralatan.

1. Pompa Air ; fungsinya untuk mengisikan air kedalam pipa-pipa yang akan diuji.
2. Selang Air ; fungsinya sebagai pelengkap peralatan pompa air.
3.Test Pump ; fungsinya untuk memberikan tekanan kedalam pipa yang akan diuji dengan cara
 menambahkan / memompakan air kedalam pipa yang akan diuji. Test Pump harus memiliki kapasitas sebesar minimum 50 Kg/Cm Persegi.
4. Blank Flange / Flange buntu ; fungsinya untuk menutup bagian ujung pipa yang akan diuji sekaligus sebagai tempat pengisian ( inlet ) air dan sebagai tempat koneksi untuk Test Pump.
5. Pressure Gauge ; fungsinya untuk mengukur tekanan didalam pipa yang akan diuji.

Belajar Mengenai Kapal

Pra Pengujian.

1. Tentukan Instalasi Pipa yang mana yang akan diuji, batasi daerah pengujian dengan memberikan tanda pada pipa agar mudah dalam pengecekan kebocoran nantinya.
2. Pastikan semua valve, flange dan gasket / packing sudah terpasang dengan baik.
3. Pastikan semua gasket / packing yang terpasang memiliki lubang dibagian tengahnya atau dengan kata lain tidak buntu. 
4. Semua valve pada jaringan instalasi yang akan diuji harus dalam keadaan terbuka (fully opened).
5. Tempatkan atau pasang Flange buntu pada bagian ujung pipa uji.
6. Sambungkan Test Pump pada bagian ujung Blank Flange, tempatkan seperti gambar dibawa ini :

Belajar Mengenai Kapal
Gbr. Contoh Penempatan alat Test Pump

Pengujian.

1. Isi air kedalam pipa uji sampai penuh ( ditandai dengan keluarnya atau tumpahnya air dari bagian inlet pipa ).
2. Sambungkan peralatan yaitu Test Pump dan Pressure Gauge.
3. Isi bak pada alat Test Pump dengan air.
4. Lakukan pemompaan air kedalam pipa uji agar air didalam pipa uji memiliki tekanan yang cukup dengan cara menggerakan tuas yang ada pada alat Test Pump agar air didalam bak alat Test Pump terpompakan kedalam pipa uji. 
5. Perhatikan Pressure Gauge, apabila tekanan sudah cukup maka hentikan pemompaan, bila tekanan belumlah cukup dan air pada bak alat Test Pump sudah habis maka lakukan penambahan air dan lakukan lagi pemompaan air sampai didapat tekanan yang cukup.
6. Periksa dengan seksama seluruh sambungan pengelasan pada pipa dan juga sambungan - sambungan yang memakai Flange atau Ulir. Bila terjadi kebocoran pada sambungan maka air akan terlihat tersembur keluar dari bagian pipa yang bocor tersebut.

 

Perbaikan Kebocoran.

1. Buang atau keluarkan dahulu air didalam pipa uji sebelum melakukan perbaikan.
2. Perbaiki kebocoran pada sambungan pengelasan dengan Pengelasan kembali (Rewelding) dengan didahului proses Gouging.
3. Perbaiki kebocoran pada sambungan antara Flange dengan cara mengencangkan kembali Baut dan Mur pada Flange. Kebocoran pada sambungan antara Flange biasanya terjadi karena tidak kencangnya Baut dan Mur atau dapat juga disebabkan karena terlipatnya Gasket / Packing atau juga karena Gasket / Packing robek.


Catatan :


1. Pada dasarnya semua instalasi pipa dapat diuji dengan cara Hydrostatic Pressure Test tetapi harus memperhatikan besarnya Tekanan (design pressure) dan Temperatur (design temperature) pipa serta klasifikasi dari pada pipa / Pipe class ( lihat rules klasifikasi pipa ) yang akan diuji. Contoh Rules klasifikasi pipa dapat dilihat pada  Rules BKI Vol.III Section 11. 3 - Pipe classes. tabel 11.1.

2. Pada instalasi pipa yang terhubung dengan pompa, besarnya Design Pressure dapat disesuaikan dengan Tekanan Pompa yang digunakan pada instalasi pipa tersebut, kendala yang sering dihadapi adalah pada pompa tidak tercantum besarnya tekanan pompa, yang sering dicantumkan adalah Head pompa ( kemampuan pompa mendorong cairan secara vertikal keatas ). Berarti harus dilakukan perhitungan konversi dari Pump Head ke Pressure.


Formula :   p = 0,0981 h SG   (bar)  atau  p=0,433 h SG  (psi)
                   p = Pressure ( bar ) atau ( psi )
                   h = Head ( m )  atau ( ft )
                   SG = Specific Gravity dari pada cairan.
Formula diambil dari www.engineeringtoolbox.com - Converting Pump Head to Pressure and Vice Versa - Converting Head to Pressure.

Contoh :  Pada pompa tercantum Head = 25 m , Pipa dipakai untuk Air Tawar.
                Diketahui:  h = 25 m dan SG Air tawar = 1,000
                p = 0,0981 x 25 x 1,000
                p = 2,45 bar.

3. Besarnya tekanan pengujian pipa tergantung dari Class pipa, jenis instalasi pipa, tekanan kerja dan temperatur.  Contoh besarnya tekanan pengujian dapat dilihat pada DNV Rules For Classification Of Ship - Newbuildings - Machinery And Systems - Main Class  Part 4 Chapter 6  Piping Systems Sec.7 Page 43 - Hydrostatic Tests of Piping.


Sekian artikel mengenai Pengujian kekedapan pengelasan dengan memakai Hydrostatic Pressure Test dan artikel berikutnya adalah Pengujian kekedapan dengan memakai metode Hose Test. Semoga artikel ini bermanfaat dan Terima kasih karena Anda telah Belajar Mengenai Kapal.



Sabtu, 10 Oktober 2015

KONSTRUKSI TUG BOAT

Konstruksi Tug Boat

Artikel ini adalah seri dari artikel Konstruksi Kapal, artikel kali ini akan membahas tentang Konstruksi Tug Boat.
Jenis atau Type Tug Boat secara garis besarnya terdiri dari :
- Towing Tug Boat ; Tug Boat yang fungsinya sebagian besar untuk menarik kapal lain.
- Pusher Tug Boat ; Tug Boat yang fungsinya sebagian besar untuk mendorong kapal lain.
Jika dikelompokan menurut daerah atau tempat beroperasinya maka Tug Boat terbagi menjadi :
- Seagoing Tug Boat ; Tug Boat yang beroperasi pada laut lepas.
- River Tug Boat ; Tug Boat yang beroperasi pada sungai-sungai saja.
- Harbour Tug Boat ; Tug Boat yang khusus dioperasikan pada perairan disekitar pelabuhan.

Walaupun ada berbagai jenis Tug Boat tetapi pada dasarnya Tug Boat harus dapat menarik kapal dan mendorong kapal, baik pada perairan laut atau sungai, yang membedakan daerah operasinya adalah perijinan dan konstruksinya.


Jenis konstruksi yang dipakai pada Tug Boat adalah sistim Konstruksi Melintang dan kebanyakan memakai jenis Konstruksi Single Bottom, pemakaian Konstruksi Double Bottom biasanya diterapkan apabila dibagian atas konstruksi terdapat ruangan.
Pada setiap gambar Rencana Umum / General Arrangement dari Tug boat dapat dilihat pembagian atau penempatan ruang-ruang didalamnya, yang pada umumnya terbagi atas :

1. Hull - Dibawah Geladak Utama.

- Fresh Water Tank ( Biasanya digunakan juga untuk air Ballast dengan memakai air tawar ).
- Cofferdam.
- Fuel Oil Tank.
- Engine Room.
- Fuel Oil Tank.
- Cofferdam.
- Fresh Water Tank.
- Fore Peak Tank ( Biasanya digunakan untuk air Ballast dengan memakai air laut atau air sungai).

2. Superstructure -  Diatas Geladak Utama.

- Steering Gear Room ( Ruang tempat hydraulic kemudi ).
- Store ( Diatas Store ditempatkan Towing Hook ).
- Superstructure ( Didalamnya terdapat Shower, W.C, Mess Room, Galley, Provision, Store, Cabin ).

3. Wheel House -  Diatas Superstructure.

- Funnel ( Cerobong asap ).
- Wheel House ( Rumah kemudi / Anjungan ).

Agar dapat lebih mudah mempelajari konstruksi pada Tug Boat, terlebih dahulu haruslah mengetahui nama-nama dari bagian-bagian konstruksi tersebut serta letaknya, materialnya dan cara membuatnya. Mengenai material, cara membuatnya dan penulisan ukuran konstruksi adalah sama dengan yang sudah dibahas pada artikel sebelumnya tentang Konstruksi Tongkang.


Gambar Konstruksi.

Gambar dibawah ini adalah gambar Potongan Melintang dari Kamar Mesin sebuah Tug Boat mulai dari Sekat Melintang dibagian depan Kamar Mesin sampai dengan Sekat Melintang dibagian belakang Kamar Mesin. Tug Boat dengan jumlah mesin dua buah, dan memakai Square Bilge atau Chine sebagai contoh untuk mempelajari konstruksi Tug Boat.
Belajar Mengenai Kapal
 Gbr. Potongan Kamar Mesin Tug Boat

Belajar Mengenai Kapal


Gambar dibawah ini adalah gambar Potongan Melintang dari Tangki Bahan Bakar yang letaknya dibagian belakang sebuah Tug Boat mulai dari Sekat Melintang dibagian depan tangki sampai dengan Buritan.

Belajar Mengenai Kapal
                                                        Gbr. Potongan Tangki Tug Boat. 

Belajar Mengenai Kapal


Perhatikan gambar Potongan Tangki diatas pada No.19 dimana terdapat Bracket yang menghubungkan antara Stiffeners Sekat Melintang dengan Wrang / Floor, gambar detailnya dapat dilihat dibawah ini :
Belajar Mengenai Kapal
Gbr. Detail Bracket

Seperti yang sudah dijelaskan diatas bahwa material, cara pembuatan dan penulisan ukuran adalah sama dengan yang dipakai pada Tongkang ( baca artikel Konstruksi Tongkang ) yang berbeda adalah nama - nama bagian konstruksinya, sistim konstruksinya ( Sistim Konstruksi Melintang ) dan letaknya. sebagai contoh adalah ; 
- Wrang atau Floor dimana material, cara pembuatannya dan penulisan ukuran konstruksi sama dengan pada Bottom Transverse atau Bottom Girder di Konstruksi Tongkang.
- Web Frame dimana material, cara pembuatannya dan penulisan ukuran konstruksinya sama dengan pada Bottom Transverse atau Bottom Girder di Konstruksi Tongkang.

Catatan :

- Semua sambungan pada konstruksi menggunakan pengelasan ( welding ).
- Sebelum material digunakan, sebaiknya mill scale dan karat dihilangkan terlebih dahulu dengan cara Sand Blasting atau dengan cara lainnya dan kemudian dilakukan pengecatan minimal memakai cat jenis primer agar material tidak mudah berkarat.
- Besar ukuran dan ketebalan dari bagian- bagian konstruksi harus sesuai dengan perhitungan Scantling dari aturan untuk klasifikasi dan konstruksi ( rules for classification and contruction ).
- Scallop / Drainage hole pada Wrang / Floors dan Bottom Girder jangan sampai terlewatkan pembuatannya karena fungsinya sangat penting.

Sekian artikel tentang Konstruksi Tug Boat dan artikel berikutnya adalah Konstruksi Ramp Door, semoga bermanfaat dan Terima kasih karena Anda telah Belajar Mengenai Kapal.