Selasa, 26 Mei 2015

INSTALASI PIPA UDARA DAN PIPA PENGISIAN TANGKI

Instalasi Pipa Udara dan Pipa Pengisian Tangki.

 

1. Instalasi Pipa Udara.

Instalasi pipa Udara pada tangki berfungsi agar udara yang berada pada bagian atas tangki dapat bergerak bebas mengikuti naik dan turunnya permukaan cairan didalam tangki seiring dengan berkurangnya cairan saat pemakaian dan bertambahnya cairan saat pengisian cairan tersebut kedalam tangki. Jika tangki tidak dilengkapi dengan Instalasi Pipa Udara maka aliran cairan yang keluar dari dalam tangki atau cairan yang masuk kedalam tangki akan tersendat atau terhenti karena "terperangkapnya" udara didalam tangki, bila terjadi pada Tangki Harian bahan bakar maka pasokan  atau supply bahan bakar dari Tangki Harian menuju Mesin Induk / Main Engine atau Mesin Bantu / Auxilary Engine (Genset ) akan terganggu dan mengakibatkan mesin terhenti karena tidak adanya pasokan bahan bakar.
Selain itu Pipa Udara berfungsi untuk mengurangi tekanan udara didalam tangki yang naik karena pengaruh panas ( dari sinar matahari, panas mesin dan api ), ini sangat berguna untuk tangki bahan bakar.
Secara ringkas prinsip kerja Pipa Udara adalah :
Saat cairan dimasukan kedalam tangki, udara didalam tangki akan tertekan keluar lewat Pipa Udara. Sebaliknya saat cairan dikeluarkan dari dalam tangki, udara yang berasal dari luar tangki terhisap masuk kedalam tangki lewat Pipa Udara tangki.

2. Instalasi Pipa Pengisian.

Instalasi Pipa Pengisian pada tangki berfungsi sebagai lubang masuk atau inlet untuk pengisian cairan kedalam tangki kapal.
Untuk mempermudah pencarian letaknya maka umumnya letak Pipa Pengisian berada dekat atau disamping Pipa Udara tangki. 
Konstruksi Pipa Pengisian :
- Tangki Air Tawar ; konstruksi pipa sangat sederhana yaitu terdiri dari sebuah pipa yang terpasang tegak lurus dengan dilengkapi penutup ( dop ) pada bagian ujung pipa. 
- Tangki Ballast ; konstruksinya sama dengan konstruksi Pipa Pengisian untuk Tangki Air Tawar.
- Tangki Bahan Bakar ; konstruksi Pipa Pengisian terdiri dari sebuah pipa yang dipasang tegak lurus dan dilengkapi penutup dibagian ujung pipa serta diberi pengaman berupa Valve yang terpasang dibagian bawah penutup. Pipa Pengisian Bahan Bakar juga dilengkapi dengan Spill Tray yaitu Bak Penampungan untuk mencegah tumpahnya atau tercecernya cairan diatas deck. Spill Tray dilengkapi dengan sebuah Valve yang letaknya dibagian bawah Spill Tray, fungsi Valve ini untuk mengeluarkan tumpahan Bahan Bakar yang tertampung didalam Spill Tray.

- Tangki Minyak Lumas ; konstruksinya sama dengan konstruksi Pipa Pengisian untuk Tangki Bahan Bakar, dan harus dilengkapi juga dengan Spill Tray.
Panjang bagian Pipa Pengisian yang berada didalam tangki / bagian pipa yang masuk kedalam tangki umumnya tidak terlalu panjang, dengan ketentuan letak Pipa Pengisian berada tepat diatas tangki. Jika letak Pipa Pengisian tidak berada tepat diatas tangkinya, tentunya harus disesuaikan panjang pipanya.
 
Belajar Mengenai Kapal
Pipa Pengisian dilengkapi dengan Spill Tray

 
Seperti biasa, perancangan kali ini diskenariokan pada sebuah Tug Boat dengan 3 F.W.B.T ( Fresh Water Ballast Tank ) dan 3 buah F.O.T ( Fuel Oil Tank ) serta 1 buah D.O.T ( Daily Oil Tank ) yang letaknya dibagian belakang kapal. Dibagian depan kapal terdapat 3 buah F.O.T , 1 buah Cofferdam, 2 buah F.W.T ( Fresh Water Tank ) dan 1 buah F.P.T ( Fore Peak Tank ).

Ventilasi Pipa Udara yang dipakai  saat ini kebanyakan memakai Ventilator Head / Vent Head yang keluaran pabrikan yang sudah dilengkapi dengan Screen Mess untuk mencegah percikan api dan katup bebentuk bulat yang disebut Float yang akan menutup Vent Head saat Vent Head terendam air sehingga mencegah masuknya air kedalam tangki. Untuk type Goose Neck Ventilator yang biasanya dibuat dari pipa dan elbow, saat ini sudah tersedia Ventilator Head untuk type Goose Neck.

Contoh Pipa Ventilasi Udara Tangki 
Belajar Mengenai Kapal

Belajar Mengenai KapalBelajar mengenai Kapal

 

Pra Perancangan :

- Letak Pipa Ventilasi Udara Tangki berada diatas Geladak / Deck baik Main Deck, Rise Deck, dll.berada di area tepi / sisi kapal kiri dan kanan atau mendekati dinding dari Super Structure atau Bangunan Atas Kapal / Deck House. Pada prinsipnya letak Pipa Ventilasi Udara Tangki tidak boleh menghalangi jalan atau ruang gerak diatas Geladak. 
- Siapkan gambar Rencana Umum / General Arrangement, khusus potongan yang menampilkan letak tangki-tangki dan kamar mesin.

Perancangan :

  1. Buat sketsa : Plot letak titik dari Pipa Udara diatas Deck untuk masing-masing tangki diatas gambar Rencana Umum tersebut, titik plot ditandai dengan lingkaran kecil ( menunjukan letak dari Pipa Penetrasi. Berpedoman pada Pra perancangan dan Jarak Gading / Frame Spacing letakan titik diantara Frame, ini untuk menghindari terpotongnya Transverse Deck Beam oleh lubang Pipa Udara pada Deck.
  2. Buat garis yang menghubungkan letak Pipa Udara dengan tangki-tangki.
  3. Tempatkan Pipa Pengisian tangki disamping pipa udaranya ( perhatikan letak Frame ).
  4. Dari lingkaran Pipa Penetrasi, buat garis lurus untuk membuat Symbol dari Pipa Udara ; kearah atas bila letak Pipa Udara berada di sebelah kiri kapal ( Port ) dan kearah bawah jika letak Pipa Udara berada di sebelah kanan kapal.
  5. Buat garis melintang pada Symbol Pipa Udara sebagai Geladak / Deck.
  6. Beri nama pada Geladak / Deck tempat Pipa Udara berada ( nama dari Pipa Ventilasi Udara tidak perlu dituliskan, jika mau dituliskan gunakan inisial dari nama tangkinya saja ).
  7. Berikan Symbol Vent Head sesuai dengan jenis Pipa Udara yang diinginkan. Pemakaian Goose Neck Ventilator hanya diperbolehkan untuk Cofferdam dan Sea Chest box saja.
  8. Sampai tahap ini kita sudah membuat sketsa kasar dari Instalasi Pipa Udara dan Pipa Pengisian tangki. 
  9. Langkah selanjutnya adalah membuat gambar Instalasi Pipa dengan ukuran skala yang sesuai, jangan lupa menggunakan Symbol arah aliran udara dan cairan, juga Symbol Vent Headnya.
Contoh Gambar Instalasi Pipa Udara dan Pipa Pengisian Tangki.
Belajar Mengenai Kapal

Gambar contoh Pipa Udara untuk F.O.T
Belajar Mengenai Kapal

Gambar contoh Pipa Udara dan Pengisian untuk F.W.T
Belajar Mengenai Kapal

Gambar Contoh Pipa Udara dan Pengisian F.W.B.T
Belajar Mengenai Kapal

Catatan : 
- Jalur Pipa Udara yang berada didalam tangki dari Deck menuju ke tangki (misalnya Center Tank ) usahakan dipasang agak miring / membentuk sudut dan pada bagian ujung pipa ( yang berada didalam tangki ) diberi penerusan kearah bawah, ini bertujuan untuk mencegah keluarnya cairan dari dalam tangki ke Pipa Udara pada saat kapal oleng ( lihat contoh gambar Pipa Udara untuk F.O.T ) penjelasannya lebih lanjut akan dibahas pada artikel selanjutnya.
- Agar Instalasi pipa tidak bergerak, pipa diikat dengan Clamp Pipa.
- Tinggi Pipa Udara tangki minimum 760 mm dari atas Geladak / Deck.
- Pipa yang dipakai harus pipa dengan Schedule minimal 80.
- Ukuran diameter Pipa Udara harus disesuaikan dengan besarnya tangki.
- Setiap penembusan pipa pada Plat Geladak / Deck Plate harus menggunakan Pipa Penetrasi, ukuran Pipa Penetrasi dan besar serta tebal dari Doubling Plate disesuaikan dengan standar yang dipakai. 
- Diameter Pipa Udara tangki harus lebih besar dari diameter Pipa Pengisian / Filling Inlet Pipe, misalkan diameter Pipa Pengisian / Filling Inlet Pipe = 2" Sch.80 maka diameter Pipa Udara / Air Pipe = 21/2" Sch.80.

Sekian pembahasan mengenai artikel Merancang Instalasi Pipa Udara dan Pipa Pengisian Tangki artikel selanjutnya adalah Merancang Instalasi Pipa Pendingin Mesin. Terima kasih karena Anda telah Belajar Mengenai Kapal. Semoga bermanfaat.

Kamis, 21 Mei 2015

INSTALASI PIPA BILGE / BALLAST

Instalasi Pipa Bilge / Ballast


Ini adalah lanjutan dari seri artikel mengenai merancang pipa setelah sebelumnya ; Merancang Instalasi Pipa Bahan Bakar, Instalasi Pipa Minyak Lumas, Instalasi Pipa Air Tawar.

Instalasi Pipa Bilge / Ballast berguna untuk :
- Menghisap air yang berada pada area bottom kamar mesin dan membuangnya keluar kapal.
- Menghisap air yang berada didalam kamar mesin dan membuangnya keluar kapal saat kamar mesin mengalami kebocoran sehingga air masuk kedalam kamar mesin.
- Menghisap air yang berada di area bottom Cofferdam dan membuangnya keluar kapal.
- Mengisi Tangki Ballast ( biasanya F.P.T ) dengan air untuk penyesuaian trim kapal.
- Bila dijadikan satu dengan Firemain System maka dapat digunakan untuk memadamkan api saat terjadi kebakaran. Mengenai Firemain System akan dibahas pada kesempatan berikutnya.
- Bila instalasi diberikan sambungan ke arah main deck, maka air dari Sea Chest dapat digunakan untuk cuci geladak atau lainnya, instalasi pipa seperti itu disebut General Service System.

Rancangan pipa kali ini akan diskenariokan pada sebuah Tug Boat yang memiliki 1 buah tangki Ballast yang letaknya pada haluan kapal dan 1 buah Cofferdam. Instalasi pipa dilengkapi dengan 2 buah Pompa listrik dan 2 buah Kotak Sea Chest yang letaknya pada kiri dan kanan lambung kapal.

Seperti yang sebelumnya, rancangan ini dibuat sesederhana mungkin tapi cukup untuk memenuhi kebutuhan, selanjutnya cara Merancang Instalasi Pipa Bilge / Ballast dapat dilihat dibawah ini :

I. Pra Prancangan Sketsa :

  1. Cari data-data dan gunakan gambar layout kamar mesin, cara awal yang sama seperti halnya Merancang Pipa Bahan Bakar.  lihat pada point Pra Prancangan.
  2. Buat sketsa 2 buah Pompa dan tempatkan pada area samping dari kamar mesin.
  3. Buat sketsa Manifold Bilga ( manifold memiliki 2 buah inlet dan 1 buah outlet ) dan tempatkan manifold pada area belakang dari kamar mesin, dekat dengan sekat belakang kamar mesin. Penempatannya disini mengacu pada genangan air yang cenderung mengumpul pada area belakang kamar mesin ( pengaruh dari trim kapal ).
  4. Buat sketsa Manifold Tangki ( manifold memiliki 2 buah inlet dan 1 buah outlet ) dan tempatkan manifold di area depan dari kamar mesin, dekat dengan sekat depan kamar mesin.
  5. Buat sketsa Manifold Pompa ( manifold memiliki 3 buah inlet dan 2 buah outlet ) dan tempatkan manifold disamping pompa.

II. Membuat Sketsa Pipa Hisap Bilge / Bilge Suction Pipe.


Penyebutan pipa hisap Bilga atau Bilge disini sebenarnya kurang tepat karena letaknya bukan didaerah Bilga ( di area Center Keel ) tidak seperti pada kapal jenis Cargo yang memiliki Bilga, tetapi karena bentuk dari badan kapal yang sedemikian rupa dan juga karena Bilga dapat diartikan juga "paritnya kapal" maka istilah tersebut tetap dipakai. Instalasi pipa Bilga yang dimaksud adalah untuk dipakai dalam Keadaan Darurat / Emergency misalkan saat kapal mengalami kebocoran pada area kamar mesin. Instalasi Pipa Bilga untuk minyak kotor dan Oily Water Separator ( OWS ) akan dibahas pada artikel selanjutnya.
  1. Buat 2 buah garis lurus pada inlet Manifold Bilga ( untuk pipa hisap bilga ).
  2. Hubungkan outlet Manifold Bilga dengan salah satu dari inlet Manifold Pompa.
  3. Hubungkan kedua outlet Manifold Pompa dengan inlet masing-masing Pompa, pada prakteknya usahakan sambungan ini kedap, karena bila tidak kedap maka pompa tidak dapat menghisap cairan pada bilga melainkan menghisap udara.
  4. Buat garis lurus dari masing-masing outlet Pompa kearah luar lambung kapal ( untuk membuat jalur overboard ). Gambar sketsa menjadi seperti dibawah ini. Sampai tahap ini kita sudah membuat sketsa dari Instalasi Pipa Bilga.
Sketsa Pipa Hisap Bilga
Belajar Mengenai Kapal

Catatan :
- Manifold Bilga biasanya diposisikan pada area Center Line kapal dengan maksud agar dapat menjangkau kedua sisi dari kamar mesin ( kiri dan kanan ), bagian ini terpisah oleh Center Keel sepanjang kamar mesin.
- Jumlah Manifold Bilga / pipa hisap bilga dapat ditambah jumlahnya sesuai kebutuhan misalkan menjadi 2 set ; 1 set ditempatkan di area belakang kamar mesin dan 1 set lagi ditempatkan di area tengah dari kamar mesin.

Belajar Mengenai Kapal

III. Membuat Sketsa Pipa Hisap Ballast.

 Cara Membuat Sketsa Pipa Hisap Ballast atau Ballast Suppy Suction Pipe adalah :
  1. Hubungkan kotak Sea Chest sebelah kiri dengan kotak Sea Chest sebelah kanan.
  2. Hubungkan salah satu inlet Manifold Pompa dengan garis yang menghubungkan kedua kotak Sea Chest. Gambar sketsa menjadi seperti dibawah ini :
Sketsa Ballast Supply Suction Pipe
Belajar Mengenai Kapal

IV. Membuat Sketsa Pipa Ballast dan Pipa Hisap Cofferdam.

  1. Buat garis yang menghubungkan antara Tangki Ballast ( Fore Peak Tank ) dengan salah satu dari inlet Manifold Tangki ( untuk pipa ballast ).
  2. Garis dari outlet Pompa ke lambung kapal dari masing-masing pompa, dihubungkan satu dengan lainnya ( sambungan by pass pompa ).
  3. Hubungkan outlet Manifold Tangki dengan garis sambungan by pass tadi, ini untuk membuat jalur dari pipa supply air Ballast.
  4. Buat garis yang menghubungkan antara outlet Manifold Tangki dengan Cofferdam, ini untuk membuat jalur pipa hisap untuk Cofferdam.
  5. Garis outlet Manifold Tangki dengan sambungan by pass dihubungkan dengan inlet Manifold Pompa. Perhatikan gambar dibawah ini.
 Sketsa Pipa Ballast - Supply dan Cofferdam - Suction
Belajar Mengenai Kapal
Sampai tahap ini kita sudah membuat sketsa dari Instalasi Pipa Bilge / Ballast. Selanjutnya adalah membuat gambar instalasi pipa dengan berpedoman pada ukuran skala dari gambar layout kamar mesin dan tata letak instrumen yang ada didalam kamar mesin.

V. Membuat Gambar dengan Skala

Buatlah Gambar Instalasi Pipa dengan berpedoman pada ukuran Skala dari Gambar Layout Kamar Mesin yang sudah ada.
Tambahkan tanda panah aliran cairan / Flow Direction dan Symbol / Code dari Valve, Pompa, Flens, Bellmouth dan Strainer Sea Chest. Contoh gambar lengkapnya seperti dibawah ini :

Bilge / Ballast System
Belajar Mengenai Kapal

Belajar Mengenai Kapal

Catatan :
- Ukuran diameter pipa harus dihitung sesuai rules dari Class yang diinginkan.
- Pada pipa Sea Chest ( pipa yang menghubungkan kedua kotak Sea Chest ) harus dipasang 2 buah valve disetiap sisi ( 2 buah valve pada Port Side dan 2 buah valve pada Starboard Side ), ini dimaksudkan agar ada valve cadangan atau 2nd valve disetiap sisi, bila Main Sea Valve atau Valve Utama rusak maka penutupan aliran air dapat tetap dilakukan dengan menggunakan Second Sea Valve.
- Main Sea Valve harus menggunakan valve type Gate Valve, sedangkan 2nd Sea Valve menggunakan type Butterfly Valve atau dapat juga memakai Gate Valve.
- Letak Main Sea Valve harus menempel pada kotak Sea Chest, sedangkan 2nd Sea Valve berada pada pipa Sea Chest, posisinya setelah Main Sea Valve. Lihat gambar dibawah ini:
 Belajar Mengenai Kapal
- Penembusan Pipa Bilga / Ballast yang melewati tangki bahan bakar harus menggunakan Tunnel atau schedule Pipa Bilge / Ballast diperbesar, lihat pada artikel sebelumnya mengenai Merancang Instalasi Pipa Air Tawar.
- Strainer / Saringan yang terdapat pada pipa Sea Chest biasanya dibuat oleh galangan kapal dengan menggunakan pipa yang berdiameter lebih besar dari diameter pipa Sea Chest, misalkan diameter pipa Sea Chest adalah 6" maka Strainer dibuat dengan menggunakan pipa dengan diameter 12" atau 14" Schedule 80. Selain itu ada juga Strainer / Mud Box yang sudah jadi buatan pabrikan ukurannya 1" sampai dengan 16".
- Valve  untuk pipa Overboard ( pipa dari outlet Pompa ke arah luar lambung kapal ) harus memakai valve SDNR ( Screw Down Non Return ) type Globe Valve atau Gate Valve.
- Valve untuk pipa hisap Cofferdam memakai Non Return Valve agar cairan tidak dapat masuk kedalam Cofferdam sebaliknya hanya dapat menghisap cairan saja, atau jika tidak ada dapat memakai Gate Valve. Pemakaian Non Return Valve pada jalur pipa hisap memiliki kekurangan yaitu menyebabkan pompa agak sulit dalam hal menghisap cairan dan volume dari aliran berkurang karena penyempitan pada area didalam valve.
- Instalasi pipa yang menuju ke arah Fore Peak Tank jika melewati Crew's Space / Ruang ABK, jalur pipa dapat diposisikan diatas Tank Top ( jika dibagian bawah Ruang ABK adalah tangki ), posisi valve berada didalam Crew's Space. Jika jalur pipa tidak melewati Crew's Space ( menembus tangki dibawah Crew's Space ) maka posisi valve berada didalam Fore Peak Tank, agar valve dapat dioperasikan dengan mudah maka harus dibuatkan penerusan dari handle valve atau Manual Remote Valve Operator yang ditempatkan diatas main deck.

Sekian pembahasan untuk artikel Merancang Instalasi Pipa Bilge / Ballast, artikel berikutnya adalah mengenai Merancang Instalasi Pipa Udara Tangki dan Terima kasih karena Anda telah Belajar Mengenai Kapal. Semoga bermanfaat.

 

Selasa, 12 Mei 2015

IDENTIFIKASI MATERIAL DAN KOMPONEN KAPAL

Identifikasi Material dan Komponen Kapal


Identifikasi yang dimaksud disini adalah cara bagaimana kita mengetahui Ukuran / Dimensi,  Material Grade, Serial Number, dll. dari berbagai komponen dan material yang akan dipakai dikapal. Sebagian besar material dan komponen yang dipakai untuk pembuatan kapal harus memiliki sertifikat yang disetujui oleh Biro Klasifikasi, contohnya adalah Plat kapal, Baling-baling kapal, Poros Baling-baling, Jangkar, Rantai Jangkar, Kawat Las, dll. Sertifikat yang dimaksud biasanya dikeluarkan oleh pabrikan pembuat material atau komponen kapal dan salinannya diberikan kepada si pembeli material atau komponen tersebut. Selain tertulis diatas kertas / sertifikat, pada barang yang dibeli juga dicantumkan Serial Number dari barang yang bersertifikat tersebut. 
Bagaimana cara mengidentifikasi apakah material atau komponen kapal tersebut memiliki sertifikat yang disetujui oleh Biro Klasifikasi ?  Jawabannya ada dibawah ini :

1. Plat Kapal / Marine Ship plate.

Keterangan mengenai Plat Kapal terdapat pada lembaran plat itu sendiri, letaknya umunya pada daerah ujung plat atau sudut plat, tergantung pabrikan pembuatnya. Keterangan tersebut berupa tulisan tercetak dengan menggunakan bahan semacam cat atau cetakan tidak timbul ( kedalam ) pada permukaan plat. 
Isi dari keterangan tersebut berupa ; Nama pembuat / Pabrikan yang memproduksi, Ukuran / Dimensi ( tebal x lebar x panjang ), Grade daripada plat, Serial number dan Inisial dari Biro Klasifikasi yang menyetujui ( Class Stamped ). 
Grade dari plat yang biasa dipakai untuk pembuatan atau reparasi kapal adalah plat dengan Grade A.
Agar lebih jelasnya dapat dilihat pada contoh dibawah ini :

Belajar Mengenai Kapal

2. Kawat Las / Welding Electrode.

Kawat las paling mudah untuk diidentifikasi, cukup dengan memperhatikan kemasan dari kawat las itu sendiri, disana akan ada informasi apakah disetujui oleh Biro Klasifikasi atau tidak, jika disetujui maka pada kemasannya akan tertulis nama dari Biro klasifikasi yang menyetujuinya ( bisa lebih dari satu Biro Klasifikasi ). 

3. Baling-baling / Propeller.

Pada bagian Propeller Hub atau daerah sekitar pangkal Baling-baling kapal terdapat  keterangan berupa tulisan tercetak. keterangan ini biasanya berisi informasi mengenai ; besarnya Diameter Propeller, Pitch, Arah putaran propeller, Nama Pabrikan pembuatnya, Serial Number, Inisial dari Biro Klasifikasi ( Class Stamped ). Agar lebih jelasnya dapat dilihat pada contoh dibawah ini :

Pada Hub Propeller terlihat seperti ini:
Belajar Mengenai Kapal

Belajar Mengenai Kapal

4. Poros Baling-baling / Propeller Shaft.

Untuk Poros Baling-baling keterangannya terdapat pada bagian ujung dari poros. Isi dari tulisan yang terdapat pada ujung poros tersebut adalah Serial Number dari poros, Inisial dari Biro Klasifikasi yang menyetujui ( Class Stamped ), Kode Produksi dan keterangan mengenai poros kiri atau poros kanan.
Agar lebih jelasnya dapat dilihat pada contoh dibawah ini :

Contoh : Pada Ujung Poros Propeller
Belajar Mengenai Kapal

5. Jangkar / Anchor.

Jangkar kapal umumnya memakai jenis Stockless or Navy Anchor, jangkar ini memiliki bagian yang disebut Shank ( batang dari jangkar ), Throat ( kuku / pengait dari jangkar ), Crown ( bagian paling bawah dari jangkar ) dan Ring ( tempat dari rantai jangkar dikaitkan ).
Keterangan mengenai Jangkar terdapat pada : 
a. Crown. Tertulis dengan cetakan timbul informasi mengenai berat jangkar, dan juga kode produksinya.
b. Throat. Tercetak tetapi tidak timbul dan dalam satu lokasi informasi mengenai Serial Number, Kode produksi dan Berat Jangkar.
c. Shank. Pada bagian ini terdapat Stamp dari Pabrikan pembuatnya.
Agar lebih jelasnya dapat dilihat pada contoh dibawah ini :

Belajar Mengenai Kapal

Belajar Mengenai Kapal

6. Rantai Jangkar / Anchor Chains.

Informasi mengenai Rantai Jangkar dapat dilihat pada setiap mata rantai yang paling akhir dalam satu length ( mata rantai yang paling ujung ) atau dapat dilihat juga pada Canter dari Rantai Jangkar itu sendiri ( dalam 1 length rantai terdapat 1 buah Canter ). Keterangan pada Rantai Jangkar atau Canter berisikan informasi mengenai ; Kode produksi, Serial Number, Tahun pembuatan, Inisial nama dari Pabrikan pembuatnya, Batas beban yang diijinkan / Proof Load dan Grade daripada rantai.
Agar lebih jelasnya dapat dilihat pada contoh dibawah ini :


Contoh Pada Rantai Jangkar Kapal


Belajar Mengenai Kapal

Khusus informasi mengenai Plat Kapal, Jangkar, Rantai jangkar, Propeller dan Poros Propeller biasanya Biro Klasifikasi akan meminta salinan dari Serial Number dan Class Stemped dari material dan komponen tersebut diatas. Bentuk salinan tersebut dapat berupa gesekan pinsil pada kertas diatas permukaan benda atau berupa foto yang menampilkan Serial Number dan Class Stamped dari material atau komponen yang dimaksud.  Contoh Salinan berupa gesekan pinsil dapat dilihat dibawah ini :

Contoh salinan dengan gesekan pinsil
Belajar Mengenai Kapal

Sekian Pembahasan mengenai Identifikasi Material dan Komponen Kapal dan Terimakasih karena Anda telah Belajar Mengenai Kapal. Semoga bermanfaat.


Senin, 11 Mei 2015

ECHO SOUNDER

Echo Sounder.


Echo Sounder adalah alat yang dipasang di atas kapal yang kegunaannya sebagai alat pendeteksi kedalaman perairan. Alat ini sangat berguna pada saat kapal berada pada perairan yang dangkal contohnya seperti sungai, dengan menggunakan alat ini kapal tidak akan kandas pada perairan yang dangkal.
Secara garis besar alat Echo Sounder dibagi dalam 2 bagian yaitu Monitor dan Transducer. Fungsi Transducer adalah sebagai pemancar sonar ke dasar perairan dan menerima kembali pantulan dari sonar tersebut setelah menyentuh dasar perairan sedangkan fungsi dari pada Monitor adalah menampilkan nilai dari kedalaman perairan (nilai dalam satuan feet atau m, sesuai pengaturan) selain menampilkan nilai dalam bentuk angka, monitor ini juga dapat menampilkan gambaran kasar mengenai permukaan dari pada dasar perairan.
Letak Monitor Echo Sounder berada didalam anjungan kapal / Wheel House sedangkan letak Transducer Echo Sounder berada pada dasar kapal menempel didalam sebuah mangkok atau Transducer Cup yang dilas pada plat Bottom atau plat Lunas / Keel Plate.

Berikut adalah Cara Pembuatan Transducer Cup dan Pemasangan Transducer Echo Sounder :

1. Membuat Transducer Cup.

Transducer Cup dibuat oleh galangan kapal saat kapal dibangun atau saat kapal sedang berada diatas dock bertepatan dengan jadwal docking kapal ( bila kapal tersebut belum dipasangkan alat echo sounder ).
Transducer Cup bisa dibuat dengan menggunakan bahan Round Bar yang cukup besar atau menggunakan Pipa yang memiliki ketebalan yang cukup.

a. Transducer Cup dengan material Roun Bar.
Bila akan menggunakan Round Bar ( RB ) maka pilih ukuran RB yang diameternya lebih besar dari ukuran kepala Transducer. Proses pembuatannya harus memakai bantuan Mesin Bubut / Lathe Machine. sebagai contoh ukuran Transducer Cup dengan memakai material Round Bar dapat dilihat pada gambar dibawah ini. Perhatikan gambar ; View from A terdapat lubang dengan diameter sebesar 23 mm, pada lubang ini dibuatkan ulir, ukuran ulir disamakan dengan ukuran ulir pada tangkai Transducer agar nantinya memudahkan dalam pemasangan Transducer dan juga memperkecil tingkat kebocoran.

Belajar Mengenai Kapal

b. Transducer Cup dengan memakai material Pipa.
Bila memakai material pipa maka diameter dalam / Inside Diameter pipa juga harus lebih besar dari ukuran kepala Transducer. Proses pembuatannya cukup menggunakan Cutting Torch dan Electric Welding. Pipa yang digunakan haruslah memiliki ketebalan yang cukup, material pipa dapat dipilih sesuai keinginan misalkan dipakai pipa dengan Nominal Diameter 4"  Sch.160. Pipa ini memiliki ketebalan yang cukup yaitu 15,88 mm. atau Pipa 4" Sch.120 dengan ketebalan 11,13 mm. Ketebalan pipa diusahakan minimal sama dengan tebal Plat Bottom, ini bertujuan agar Transducer Cup tidak cepat rusak atau dapat bertahan karena akan tipis termakan karat.

Lokasi penempatan Transducer Cup biasanya ditempatkan pada bagian dalam Tangki Cofferdam, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Belajar Mengenai Kapal

Pengelasan Transducer Cup haruslah sebaik mungkin dan pengelasan tidak boleh ada kebocoran, cara pengujian kekedapan pengelasannya memakai metode Air Pressure Test seperti halnya pengujian pada tangki. Pada saat pengujian kekedapan pengelasan, alat Transducer jangan dipasang, lubang tempat masuknya Transducer pada Cup ditutup dengan Baut + Packing dan Mur baut. 
Setelah peroses pengujian dengan Air Pressure Test selesai, Transducer dapat dipasang.

2. Pemasangan Transducer.

Cara Pemasangan Transducer pada Transducer Cup adalah sebagai berikut :
- Pemasangan Transducer harus dilakukan oleh minimal 2 orang ( 1 orang berada didalam cofferdam dan 1 orang berada diluar kapal / dibawah kapal dan sebaiknya memakai radio komunikasi untuk mempermudah komunikasi.
- Masukkan ujung kabel Transducer ke lubang Transducer Cup dari arah luar kapal atau daerah bottom.
- Masukkan Mur pengunci Transducer dan Packing karetnya melewati kabel Transducer.
- Putar-putar Mur penguncinya sehingga posisinya hampir mendekati kepala Transducer, tetapi tidak sampai kencang sehingga kepala Transducer masih dapat terlihat atau masih berada diluar Transducer Cup.
- Buat kekedapan pada Transducer dengan cara, dari bagian luar kapal, bagian atas Transducer diberi Red Silicon ( silikon yang biasa dipakai untuk block mesin ), silikon ini fungsinya agar lubang yang ada pada Transducer Cup dapat dibuat kedap.
- Setelah diberi Red Silicon, Dibagian luar kapal ; segera masukkan Transducer kedalam Transducer Cup dan tekan kearah atas agar Transducer benar-benar rapat dengan Cup. Dibagian dalam kapal ; mur pengunci Transducer diputar agar Transducer terkunci / rapat dengan Cupnya. Penguncian dapat menggunakan kunci pas asalkan jangan terlalu keras memutarnya agar Transducer tidak patah.
- Proses pemasangan Transducer pada Transducer Cup selesai, selanjutnya adalah pekerjaan electrician untuk memasang monitor dan connect antara Transducer dan Monitornya.

Gambar Detail Posisi Transducer pada Transducer Cup
Belajar Mengenai Kapal

Contoh Transducer Cup setelah proses pengelasan (memakai doubling plate)
Belajar Mengenai Kapal

Contoh Transducer Cup (material pipa ) didalam Cofferdam
Belajar Mengenai Kapal

Contoh posisi Transducer didalam Transducer Cup
Belajar Mengenai Kapal

Untuk Diperhatikan :
Karena tidak sedikit kasus Echo Sounder tidak berfungsi setelah dipasang dikapal maka sebelum dipasang alat ini sebaiknya diuji terlebih dahulu pada perairan atau dengan memakai kolam buatan. Setelah Monitor dan Transducer terpasang celupkan Transducer kedalam perairan atau kolam untuk mengujinya. 
Ujung dari Transducer tidak boleh tertutup atau terkena cat atau gemuk, usahakan tetap bersih saat pemasangan.
Bila dipasang sebelum proses Coating atau pengecatan badan kapal di galangan kapal maka sebelum proses pengecatan ( khususnya pengecatan bagian bottom ), transduser harus dibungkus / diberi pelindung agar tidak terkena cat.

Sekian pembahasan tentang Pembuatan Transducer Cup dan Pemasangannya dan Terima kasih karena Anda telah Belajar Mengenai Kapal. Semoga bermanfaat.



Sabtu, 09 Mei 2015

INSTALASI PIPA AIR TAWAR

Instalasi Pipa air Tawar.


Sebelum mencoba Merancang Instalasi Pipa Air Tawar, sebaiknya baca kembali artik sebelumnya tentang Merancang Instalasi Pipa Bahan Bakar karena tata caranya sama dan perhatikan point Pra Perancangan karena itu sangat penting.

Air tawar yang berada di kapal didapat dari pengisian air tawar yang berasal dari darat ( pelabuhan atau mobil tangki air tawar ) atau bisa juga dari tongkang atau perahu khusus yang menjual air tawar. Pada kapal-kapal berukuran besar dengan jarak jelajah yang jauh, air tawar sebagian diproduksi sendiri diatas kapal dengan menggunakan alat Evaporator yaitu alat yang dapat mengubah air laut menjadi air tawar lewat proses penguapan.
Air tawar di kapal disimpan pada Tangki-tangki Air Tawar, letak Tangki Air Tawar umumnya berada pada daerah Buritan kapal, dibawah lantai ruang ABK atau juga dibagian Haluan kapal ( untuk kapal-kapal Tug Boat ) ada juga dibagian Double Bottom ( biasanya Kapal Barang / Cargo Vessel ).
Air tawar yang tersimpan didalam tangki juga dapat berfungsi sebagai Air ballast dan tangkinya disebut dengan Fresh Water Ballast Tank ( F.W.B.T ).

Karena letak tangki-tangki tersebut tidak berada pada satu lokasi maka dalam merancang instalasinya haruslah dibuat sedemikian rupa sehingga air tawar yang berada didaerah Buritan dapat dipindahkan ke tangki yang berada didaerah Haluan begitu juga sebaliknya.
Selain Tangki Induk Air Tawar kadang kala dipakai juga Tangki Harian Air Tawar yang letaknya ditempatkan pada lokasi yang lebih tinggi dari Kamar mandi, W.C atau Dapur, ini bertujuan agar kerja Pompa Air Tawar lebih ringan ( tidak terus menerus dipakai sepanjang hari ) jadi air dari Tangki Induk dipompakan ke Tangki Harian terlebih dahulu, baru kemudian dialirkan ketempat-tempat yang membutuhkan.

Berikut adalah Cara merancang Instalasi Pipa Air Tawar : 

Sebagai contoh akan dipakai Tug Boat sebagai lokasi perancangan. Tug Boat memiliki 3 buah Tangki Air Tawar di bagian Buritan dan 2 buah Tangki Air Tawar dibawah lantai Ruang ABK / Crew Space.
Pompa Air Tawar yang digunakan berjumlah 2 buah. 

Perancangan selalu diawali dengan menggunakan Sketsa, ini bertujuan untuk :
- Menghindari atau mengurangi kesalahan perancangan.
- Ide rancangan bukan hanya satu saja, jadi dengan sketsa dapat dibuat berbagai macam sambungan instalasi dengan jenis instalasi yang sama.
- Sketsa pada secarik kertas dapat mudah dibawa kemana saja, bila ide sudah muncul maka dapat langsung dibuatkan sketsanya dimana saja dan kapan saja, karena merancang memerlukan ide.
-  Membuat sketsa pada secarik kertas dengan sebuah pinsil, memberi ruang gerak yang besar bagi perancang, bila ada kesalahan...hapus saja dan buat baru, bila dianggap kurang baik maka coret saja dan buat yang baru lagi, jika hilang ide buang saja kertasnya..:D

1. Pra Perancangan.

Cari data-data dan gunakan Layout Kamar Mesin, cara awal yang sama seperti halnya Merancang Pipa Bahan Bakar. Kenapa harus Layout Kamar Mesin ?, karena sebagian besar instalasi pipa berada didalam kamar mesin dan sebagian besar mesin dan pompa berada didalam Kamar Mesin juga karena itu Layout Kamar Mesin sangat dibutuhkan untuk merancang penempatan dari semua komponen instalasi pipa.

2. Perancangan.

1. Buat dan tempatkan sketsa Manifold Tangki Belakang ( Manifold Tangki belakang memiliki 3 buah inlet dan 1 buah outlet ) dekat dengan sekat kamar mesin bagian belakang.

2. Hubungkan ketiga Tangki Air Tawar yang berada di Butritan dengan inlet Manifold Tangki belakang, masing-masing tangki dihubungkan dengan 1 buah inlet Manifold Tangki belakang. Lihat contoh dibawah ini.

Belajar Mengenai Kapal

3. Buat dan tempatkan sketsa Manifold Tangki depan ( Manifold Tangki depan memiliki 2 buah inlet dan 1 buah outlet ) dekat dengan sekat kamar mesin bagian belakang.

4. Hubungkan kedua Tangki Air Tawar yang berada di bawah lantai Crew Space dengan inlet Manifold Tangki depan, masing-masing tangki dihubungkan dengan 1 buah inlet Manifold Tangki depan. Lihat contoh dibawah ini.  

Belajar Mengenai Kapal

5.  Buat dan tempatkan sketsa Manifold Pompa ( Manifold Pompa memiliki 2 buah inlet dan 1 buah outlet ) di area lambung sebelah kanan.

6. Buat dan tempatkan sketsa Pompa Air Tawar didekat Manifold Pompa, posisi pompa saling berhadapan ( inlet pompa / lubang hisap saling berhadapan ).

7. Hubungkan outlet Manifold Tangki belakang dengan salah satu dari inlet Manifold Pompa ( 1 ), hubungkan juga outlet Manifold Tangki depan dengan inlet Manifold Pompa yang lainnya ( 2 ). Lihat contoh dibawah ini.

Belajar Mengenai Kapal

8. Membuat sambungan Suction, Transfer dan Supplynya.
- Buat garis yang menghubungkan antara outlet Manifold Pompa dengan masing-masing pompa ( sambungan T ). lihat gambar dibawah ini, sambungan ( 3 ) adalah Sambungan Hisapnya / Suction Connection. Pada prakteknya usahakan agar sambungan ini benar-benar kedap karena jika tidak kedap maka pompa tidak akan bekerja sebagaimana mestinya dengan kata lain pompa tidak akan menghisap air tetapi udara. Mengenai Pengujian Kekedapan Instalasi Pipa akan dibahas pada kesempatan berikutnya.
- Buat garis yang menghubungkan antara jalur pipa ( 1 ) dengan outlet Pompa No.1 sehingga terbentuk seperti pada gambar ( 4 ), ini adalah Sambungan pipa Transfer Air Tawar dari tangki yang berada di bawah Crew Space ke tangki yang berada di Buritan dengan menggunakan Pompa No.1.
- Buat garis yang menghubungkan antara jalur pipa ( 2 ) dengan outlet Pompa No.2 sehingga terbentuk seperti pada gambar ( 5 ), ini adalah Sambungan pipa Transfer Air Tawar dari tangki yang berada di Buritan ke tangki yang berada di bawah Crew Space dengan menggunakan Pompa No.2. 
- Buat garis yang menghubungkan antara sambungan ( 4 ) dengan sambungan ( 5 ) sehingga terbentuk sambungan ( 6 ) yang mana ini adalah sambungan by pass antara Pompa No.1 dengan Pompa No.2. Sambungan ini berguna untuk Transfer Air Tawar dan Supply Air Tawar ke tempat yang membutuhkan, Proses Transfer atau Supply dapat dilakukan dengan menggunakan Pompa No.1 atau Pompa No.2 jadi ada cadangan pompa.
- Buat garis yang menghubungkan antara sambungan ( 6 ) dengan Tangki Harian Air Tawar atau langsung terhubung dengan Kamar Mandi ( Shower / Bath Room ), W.C, Dapur ( Galley ), dll. ( 7 ). Lihat gambar dibawah ini. Sampai tahap ini kita sudah membuat sketsa kasar Instalasi Pipa Air Tawar.

Belajar Mengenai Kapal

9. Tambahkan Valve pada gambar sketsa tersebut agar fungsi Suction, Transfer dan Supply dapat berjalan sebagaimana mestinya, dengan mengacu pada penjelasan diatas dan memperhatikan fungsi Valve itu sendiri ( buka dan tutup ). Gunakan Symbol Anak Panah untuk mempermudah mengetahui aliran.

10. Buat gambar Instalasi Pipa Air Tawar  dengan menggunakan ukuran skala yang sebenarnya dengan mengacu pada dimensi Kamar Mesin, Tangki-tangki, Mesin-mesin Pompa Air Tawar, Valve dan Manifold. 

11. Gunakan Symbol / Code sama seperti pada cara merancang instalasi yang terdahulu. Contoh gambar Instalasi Pipa Air Tawar dan Symbol bisa dilihat dibawah ini.
                                                                                                  
                                               Contoh Symbol / Code dalam satu Table
Belajar Mengenai Kapal

Catatan :  Perhatikan gambar pada point 3 dan 5 dimana ada Instalasi Pipa Air Tawar yang melewati Tangki Bahan Bakar. Ketentuan dari Biro Klasifikasi untuk pipa-pipa yang menembus / melewati Tangki Bahan Bakar adalah pipa-pipa harus dibuatkan Terowongan pelindung atau Tunnel  ( biasanya terbuat dari pipa yang diameternya lebih besar ) yang fungsinya mengisolasi pipa-pipa tersebut agar bila terjadi kebocoran maka tidak akan mencemari bahan bakar di dalam tangki yang dilewatinya. Selain menggunakan Tunnel dapat juga digunakan pipa dengan Sechedule yang lebih besar misalkan seharusnya pipa memakai Sch.80 diganti dengan pipa dengan Sch.160. Ketentuan lainnya yang berhubungan dengan penembusan pipa kedalam Tangki Bahan Bakar adalah tidak boleh adanya sambungan yang menggunakan Flens didalam Tangki Bahan Bakar ( tidak memakai  Pipa Penetrasi ), jadi pipa menembus sekat Tangki Bahan Bakar secara utuh, flens digunakan setelah pipa melewati sekat Tangki Bakan Bakar sedangkan Doubling Plate pada sekat berada pada sisi yang terdapat Flens.

 Contoh Instalasi Pipa Air Tawar
Belajar Mengenai Kapal

Sekian pembahasan tentang Merancang Instalasi Pipa Air Tawar dan terima kasih karena Anda telah Belajar Mengenai Kapal. Semoga bermanfaat. 




Rabu, 06 Mei 2015

QUICK CLOSING VALVE

Quick Closing Valve.


Quick Closing Valve atau disebut juga Valve Emergency Shutoff adalah valve / katup yang biasanya terpasang pada tangki bahan bakar di kapal. Fungsi dari valve ini adalah bilamana kapal dalam keadaan darurat / emergency misalnya terjadi kebakaran maka valve ini dapat dengan mudah ditutup untuk mencegah meluasnya area kebakaran dikapal dengan cara menghentikan dengan segera aliran bahan bakar dari dalam tangki bahan bakar.
Quick Closing Valve dapat dioperasikan dengan mudah dari luar kamar mesin dengan bantuan Remote Handle ( Handle atau Tuas yang dihubungkan dengan Quick Closing Valve memakai tali yang terbuat dari logam atau wire rope ).
Pada saat keadaan darurat / kebakaran di kapal, ABK atau crew kapal harus menarik remote handle ini dari luar kamar mesin sehingga valve tangki bahan bakar tertutup.
Kapal-kapal terdahulu tidak memakai Quick Closing Valve sebagai alat keamanannya (safety divice), dengan adanya regulasi terbaru dari Biro Klasifikasi maka saat ini semua tangki bahan bakar diharuskan memakai Quick Closing Valve pada pipa yang keluar dari tangki bahan bakar ( pipa yang menghubungkan antara tangki harian dengan strainer bahan bakar dan juga pipa yang menghubungkan antara tangki induk bahan bakar dengan pompa bahan bakar / pipa transfer bahan bakar ke tangki harian ).Quick Closing Valve dipasang tepat menempel pada flens pipa penetrasi pada tangki bahan bakar.
Karena valve ini unik dalam pengoperasiannya, banyak crew kapal atau pekerja di galangan kapal yang tidak tahu cara mengoperasikannya sehingga mengakibatkan rusaknya valve.
Pada kebanyakan valve; untuk membuka valve dilakukan putaran handle ke arah kiri dan untuk menutup valve dilakukan putaran handle ke arah kanan, tetapi tidak demikian dengan quick closing valve. Berikut Cara mengoperasikan Quick Closing Valve, silahkan lihat pada gambar agar lebih jelas ( Gambar dapat menjelaskan lebih banyak dari kata-kata :D ).

Belajar Mengenai Kapal




PENGUJIAN KERETAKAN PADA POROS BALING-BALING

Pengujian Keretakan Pada Poros Baling-Baling Kapal.


Pengujian keretakan pada poros baling-baling dapat dilakukan dengan banyak cara. Sifat pengujian ini adalah Pengujian dengan tidak merusak material bahan uji atau yang biasa dikenal dengan Nondestructive testing atau Non Destructive Testing ( NDT ). Ada banyak jenis NDT yang biasa dipakai untuk pengujian keretakan salah satunya adalah Liquid Penetrant atau biasa disebut juga Colour Check ( sebutan ini dipakai karena material uji disemprotkan dengan zat yang berwarna).
Liquid Penetrant selain dipakai untuk pengujian pada Poros Baling-baling juga dipakai untuk pengujian Baling-baling / Propeller.
Untuk pengujian keretakan pada Baling-baling akan dibahas pada postingan berikutnya, saat ini yang akan dibahas adalah cara pengujian keretakan pada Poros baling-baling.

Cara melakukan Pengujian keretakan pada Poros baling-baling :

1.  Permukaan benda uji dibersihkan dengan kain lap ( Pre-cleaning ) untuk menghilangkan kotoran seperti debu, cat, minyak, lumpur, atau gemuk. Untuk poros baling-baling bagian yang diuji adalah bagian ujung depan dan belakang dari poros yaitu daerah sekitar keyway.

 2.  Permukaan benda uji disemprotkan cairan pembersih / Cleaner ( Cleaner tidak berwarna / bening ) lalu dibersihkan dengan kain lap sampai semua permukaan benda uji bersih terutama daerah didalam cekungan tempat key / keyway.

3.  Jika cairan Cleaner sudah mengering, selanjutnya dilakukan proses aplikasi penetrant dengan menyemprotkan cairan Penetrant ( Penetrant biasanya berwarna merah ) keseluruh permukaan bagian yang diuji dari poros baling-baling hingga permukaannya tertutup semua.

Belajar Mengenai Kapal


 4.  Diamkan beberapa menit. Lamanya waktu yang dibutuhkan untuk cairan Penetrant tergantung dari pabrikan pembuat cairan penetrant tersebut atau tergantung merknya, umumnya 5 sampai 15 menit tergantung suhu udara pada saat itu, dan suhu benda uji tidak boleh lebih dari 50 derajat Celcius.

5.  Selanjutnya bagian poros yang sudah diberi Penetrant dibersihkan dengan kain lap untuk menghilangkan Penetrant tersebut.


Belajar Mengenai Kapal

 6. Lanjutkan pembersihan Penetrant dengan cara menyemprotkan cairan Cleaner tentunya dengan tetap memakai kain lap.

Belajar Mengenai Kapal

7.  Setelah Cleaner mengering, selanjutnya semprotkan bubuk Developer (Developer berwarna putih) keseluruh permukaan bagian yang diuji dari poros baling-baling.

Belajar Mengenai Kapal

8.  Hasil pengujian akan tampak. Bila ada keretakan pada poros baling-baling maka akan timbul bercak berwarna merah pada permukaan Developer yang putih. Batas waktu inspeksi adalah 5 sampai 20 menit, ini untuk menghindari kesalahan indikasi.

Belajar Mengenai Kapal

Sekian pembahasan tentang cara pengujian keretakan pada poros baling-baling dan terima kasih karena Anda telah Belajar Mengenai Kapal.  Semoga dapat bermanfaat.

Special Thanks to Mr.Komar.

KERUSAKAN PADA BALING-BALING KAPAL

Kerusakan Pada Baling-baling Kapal.


Baling-baling kapal dirancang dan dibuat dengan dari berbagai macam material atau bahan yang diperuntukan khusus agar tahan terhadap berbagai kondisi dan jenis air, getaran, benturan dll. yang mungkin akan terjadi pada saat Baling-baling digunakan sebagai alat Propulsi kapal.
Walaupun baling-baling sudah dirancang sedemikian kuatnya tapi baling-baling dapat rusak juga. Kerusakan yang terjadi pada baling-baling  umumnya dkarenakan oleh : 

1. Benturan pada daun baling-baling.

Benturan yang terjadi antara daun baling-baling dengan benda keras, benda keras yang dimaksud dapat berupa balok kayu, batu atau besi.
Akibat dari benturan yang terjadi menyebabkan bengkoknya bagian ujung daun baling-baling atau dapat juga patahnya bagian ujung daun baling-baling, pada tingkat benturan yang ekstrim dapat menyebabkan patahnya separuh dari daun baling-baling diikuti dengan retaknya bagian pangkal daun baling-baling dan retakan kemungkinan dapat sampai pada bagian pusat/tengah baling-baling atau propeller hub.

Contoh daun baling-baling yang bengkok.
Belajar Mengenai Kapal
 
Contoh Daun Baling-baling yang patah
Belajar Mengenai Kapal

Contoh Keretakan pada Propeller Hub ( setelah NDT )

Belajar Mengenai Kapal

 2. Kavitasi ( Cavitasi )

Fenomena penguapan air karena penurunan ekstrim tekanan pada daun baling-baling. Kavitasi biasanya terjadi pada sisi muka atau sisi isap daun baling-baling.
Akibat dari fenomena ini maka daun baling-baling akan mengalami kerusakan berupa cekungan-cekungan kecil (seperti lubang tapi tidak tembus) pada permukaan daun baling-baling.
Jika jumlah cekungan ini banyak dan berkumpul pada satu area, maka akan mengakibatkan menipisnya ketebalan dari daun baling-baling. Bila hal ini dibiarkan daun baling-baling dapat patah jika terkena benturan.
Contoh daun baling-baling dengan kavitasi
Belajar Mengenai Kapal

Contoh Keretakan dan Kavitasi pada daun baling-baling


Belajar Mengenai Kapal

3. Material Baling-baling yang tidak baik.

Komposisi material untuk pembuatan baling-baling sangat mempengaruhi mutu baling-baling, jika mutunya tidak baik maka baling-baling akan cepat rusak terutama terhadap Kavitasi. Biro Klasifikasi mempunyai persyaratan untuk komposisi material dan pengujian terhadap baling-baling kapal, untuk terciptanya baling-baling yang baik. Material yang tidak baik juga menyulitkan pada saat perbaikan baling-baling. Sangatlah bijaksana bila menggunakan baling-baling yang memiliki sertifikat yang dikeluarkan oleh Biro Klasifikasi seperti BKI, ABS, RINA, DNV atau Biro Klasifikasi lainnya.

4. Faktor Usia.

Tidak hanya manusia, baling-baling juga memiliki usia sama seperti halnya baja. Pada suatu saat ada batasan atau tingkat kelelahan bahan / fatique, itu juga berlaku pada baling-baling kapal. Akibat dari faktor usia ini baling-baling menjadi rentan sehingga mudah rusak, dalam bentuk retakan, cavitasi bahkan patah.

Contoh Keretakan pada Propeller Hub.

Belajar Mengenai Kapal

Sekian artikel tentang Kerusakan pada Baling-baling kapal. Artikel selanjutnya yang bermanfaat untuk Anda adalah Cara melakukan Kontak Fit Baling-baling atau Lap Fitting. Terimakasih karena Anda telah Belajar Mengenai Kapal.  Semoga bermanfaat.


Selasa, 05 Mei 2015

BALANCING PROPELLER

Balancing Propeller


Balancing Propeller adalah proses peseimbangan berat dari masing-masing Daun Propeller agar didapat berat yang sama dari setiap Daun Propeller. Proses Balancing Propeller bertujuan untuk mengurangi timbulnya getaran berlebih pada badan kapal yang diakibatkan putaran dari Propeller.
Balancing Propeller kapal diperlukan terutama pada saat setelah Propeller diperbaiki, perbaikan yang dimaksud disini adalah perbaikan terhadap Daun Propeller yang mengalami keretakan ataupun patah sehingga perlu dilakukan rekondisi dengan cara pengelasan pada bagian yang rusak tersebut.
Pada prinsipnya balancing perlu dilakukan karena adanya penambahan material atau rekondisi pada bagian Daun Propeller yang rusak, bila tidak ada pekerjaan rekondisi maka tidak perlu dilakukan proses balancing ( misalnya pada pelurusan daun propeller yang bengkok ).
Sebelum Propeller dibalancing terlebih dahulu dilakukan penggerindaan pada bagian-bagian yang direkondisi / dilas sehingga rata permukaannya / tidak menonjol, selain itu sudah dilakukan proses brushing dan kemudian propeller dipoles sedemikian rupa dengan memakai amplas bundar.

Cara balancing dibawah ini adalah cara melakukan balancing dengan menggunakan alat yang sederhana dan tidak menggunakan alat ukur tetapi hanya menggunakan cara visual saja untuk menentukan apakah setiap daun propeller sudah sama / seimbang beratnya atau tidak.

Cara Melakukan Balancing Propeller adalah sebagai berikut :

1. Letakkan propeller diatas bangku / alat untuk balancing.

Alat ini terdiri dari bangku penyanggah yang dilengkapi dengan 4 buah bearing, 2 buah dibagian belakang dan 2 buah dibagian depan, bearing tersebut terletak dibagian atas bangku penyanggah, dimana nantinya propeller yang akan dibalancing diletakan diatas bearing tersebut dengan
bantuan batang poros.

2. Beri Tanda Pada Daun Propeller.

Setiap daun propeller diberi tanda angka atau huruf ( misalkan : 1,2,3,4 atau A,B,C,D atau I, II, III, IV ). dengan menggunakan Kapur tulis atau Maker.


3. Atur Letak Daun Propeller.

Atur sedemikian rupa letak dari daun propeller sehingga daun nomor 1 berada di sebelah kiri, daun nomor 2 berada di sebelah atas, daun nomor 3 berada di sebelah kanan dan daun nomor 4 berada di sebelah bawah.
Peletakan seperti diatas hanyalah contoh apabila propeller memiliki 4 buah daun propeller, karena umumnya jumlah daun propeller pada kapal adalah 4 buah untuk setiap propeller.

                                                  Contoh Proses Balancing Propeller
Belajar Mengenai Kapal

4. Balancing Daun No.1 dan No.3

Lakukan Balancing pada daun nomor 1 dan nomor 3 dengan cara memperhatikan putaran pada propeller, jika daun propeller nomor 3 bergerak kebawah, itu berarti daun propeller nomor 3 lebih berat dari pada daun propeller nomor 1. Jika daun propeller nomor 3 bergerak kearah atas maka artinya daun propeller nomor 3 lebih ringan dibandingkan dengan daun propeller nomor 1. Begitu juga sebaliknya jika yang diperhatikan adalah daun propeller nomor 1.

5. Grinding.

Lakukan pengerindaan ( grinding ) pada bagian daun propeller yang lebih berat sehingga didapat berat yang sama / seimbang antara daun propeller nomor 1 dan daun propeller nomor 3. Penggerindaan dilakukan dengan menggunakan amplas (sand paper) berbentuk bundar dan menggunakan portable grinding machine. Penggerindaan dimulai dari arah pangkal daun propeller ke arah ujung daun propeller.

6. Balancing Daun No.2 dan No.4

Lakukan juga balancing pada daun nomor 2 dan nomor 4 dengan cara yang sama seperti point 4.

Belajar Mengenai Kapal

7. Ubah Letak Propeller.

Untuk lebih memastikan lagi apakah semua daun propeller telah memiliki berat yang sama, lakukan balancing terhadap daun propeller tetapi dengan posisi terbalik tidak seperti pada point 3 yaitu daun propeller nomor 1 berada di sebelah kanan sedangkan daun propeller nomor 3 disebelah kiri, begitu juga dengan daun propeller nomor 2 dan daun propeller nomor 4.
Proses ini diperlukan untuk mencegah kesalahan balancing yang dikarenakan rusaknya bearing / bearing tidak berputar dengan baik saat proses balancing.

Contoh Kerusakan daun baling - baling :

Contoh Daun baling-baling yang retak
Belajar Mengenai Kapal



Contoh Ujung daun Baling-baling patah sebagian
Belajar Mengenai Kapal

Contoh Daun baling-baling patah
Belajar Mengenai Kapal

Proses Perbaikan Daun Baling-baling
Belajar Mengenai Kapal


Contoh Daun Baling-Baling yang sudah di las
Belajar Mengenai Kapal

Belajar Mengenai Kapal


Contoh Daun Baling-Baling yang sudah di Gerinda
Belajar Mengenai Kapal


Belajar Mengenai Kapal



Sekian Artikel tentang cara melakukan Balancing Propeller dan Terima kasih karena Anda telah Belajar Mengenai Kapal.  Semoga bermanfaat.
Artikel berikutnya adalah Jenis-jenis kerusakan pada Propeller.