Rabu, 25 Juni 2014

VACUUM TEST

Vacuum Test.


Artikel Vacuum Test ini merupakan pembahasan lanjutan dari artikel terdahulu dengan judul Air Pressure Test, pada artikel sebelumnya telah dibahas mengenai metode pengujian dengan menggunakan metode Kapur dan Minyak serta pengujian menggunakan metode Air Pressure Test, artikel kali ini akan membahas Pengujian Kekedapan Pengelasan dengan menggunakan Metode Vacuum Test.

Metode Vacuum Test efektif  digunakan pada bagian kapal yang memiliki ruang terbuka seperti contohnya ruang Kamar Mesin / Engine Room atau dapat diterapkan untuk menguji kekedapan pengelasan pada bagian lambung kapal yang telah selesai dilakukan penggantian Plat / Replating dengan volume replating yang kecil.
Prinsip dasar dari Vacuum Test ini adalah mendeteksi kebocoran pengelasan dengan cara membuat udara disekitar benda yang akan diuji menjadi hampa ( mampa udara ) dengan menggunakan media semacam tabung dari bahan yang tembus pandang, kebocoran akan terdeteksi lewat alat ukur yang terpasang atau terlihat langsung dengan adanya busa / gelembung dari cairan air sabun yang tampak di dalam tabung. Prinsip kerja dari Vacuum Test adalah kebalikan dari prinsip kerja Air pressure Test.

Contoh Alat Vacuum, lengkap dengan selang compresor
Belajar Mengenai Kapal

Belajar Mengenai Kapal

                

Cara melakukan Vacuum Test adalah sebagai berikut :
  1. Siapkan Peralatan yang akan dipakai ; kompresor, alat vacuum dan larutan air sabun.
  2. Pastikan bagian disekitar kampuh las dalam keadaan bersih bebas dari debu, pasir, minyak atau lumpur.
  3. Olesi kampuh las dari bagian yang akan diuji dengan air sabun.
  4. Hubungkan alat Vacuum dengan Compressor ( Vacuum Pump ).
  5. Letakan alat Vacuum diatas kampuh las yang sudah diolesi air sabun. Alat Vacuum sedikit ditekan dengan tangan agar karet dibagian bawahnya menjadi rapat dengan permukaan benda uji.
  6. Hidupkan Compressor. ( dapat juga menghidupkan compressor terlebih dahulu dan kemudian meletakan alat vacuum )
  7. Karena adanya aliran udara yang melewati valve maka  tabung akan menjadi hampa, perhatikan alat ukur Vacuum Gauge - jarum petunjuk ke arah minus. ( Vacuum 0,2 bar atau -0,2 bar setara dengan -0,02 MPa ).
  8. Jika tekanan dalam alat vacuum kurang maka tambahkan lagi aliran udara yang berasal dari compressor. 
  Contoh Alat ukur ; Vacuum Pressure Gauge ( memiliki skala minus )
Belajar Mengenai Kapal
                   
 Setelah Udara didalam tabung menjadi Vacum / Hampa :
  1. Perhatikan kampuh las yang diuji, apabila terdapat buih / busa atau gelembung sabun itu artinya terdapat kebocoran. Apabila tidak ada busa / buih atau gelembung artinyaTidak ada kebocoran.
  2. Angkat atau pindahkan alat vacuum ketempat lainnya yang akan diuji ( tanpa mematikan compressor atau menutup valve ).
  3. Tandai lokasi kampuh las yang bocor tadi untuk mempermudah mengetahui lokasi kebocoran disaat busa / buih air sabun sudah menghilang. 
  4. Setelah semua bagian diuji, maka bagian yang bocor dapat langsung diperbaiki.
Catatan :
  1. Ada banyak model / jenis dari alat vacuum yang dapat dibeli bebas dipasaran, baik dari produsen lokal ataupun mancanegara dengan berbagai macam keunggulannya. Tetapi ada juga yang coba untuk memproduksi sendiri alat vacuum dengan material kerangka dari plat mild steel atau plat aluminium. Bila ingin membelinya silahkan kunjungi alamat situs dibawah ini :  www.directindustry.com  atau  www.silverwingndt.com atau situs lainnya yang dapat dicari lewat mesin pencari google image dengan kata kunci vacuum test welding.
  2. Metode ini lebih cocok dilakukan untuk pengujian pada tempat yang datar atau posisi horizontal.
  3. Untuk pengujian pada tempat-tempat dengan posisi vertikal dan over head diperlukan sedikit tenaga ekstra untuk menahan berat dari alat vacuum yang digunakan.
  4. Bentuk alat disesuaikan dengan bentuk pada benda yang  akan diuji, jika bentuk benda uji datar atau flat misalnya pada pengujian pengelasan down hand maka bentuk vacuum yang dipakai adalah yang memiliki dasar yang datar pula, jika benda uji bersudut / pengujian kampuh las sudut, maka vacuum yang dipakai adalah vacuum yang memiliki dasar berbentuk sudut pula  biasanya 90 derajat. Video Mengenai cara menggunakan alat vacuum dapat disaksikan pada video dibawah ini.


Sekian Artikel mengenai pengujian kekedapan las dengan Metode Vacuum Test, semoga bermanfaat, dan Terima kasih karena Anda telah Belajar Mengenai Kapal.
Artikel selanjutnya adalah Hydrostatic Pressure Test.

Special Thanks to all my friends in DKB-BJM.











Sabtu, 21 Juni 2014

AIR PRESSURE TEST

Air Pressure Test

Air Pressure Test adalah metode Pengujian Kekedapan Pengelasan dengan menggunakan udara bertekanan tinggi.
Pada Kapal Bangunan Baru dan kapal-kapal yang melakukan perbaikan diatas Galangan Kapal (Dock ), ada beberapa bagian kapal yang harus dibuat kedap dalam arti kata semua sambungan pengelasan pada bagian tersebut haruslah kedap / tidak ada kebocoran. Contoh bagian kapal dimana diharuskan memiliki sambungan pengelasan yang kedap antara lain adalah ; Tangki-tangki ( Tangki Bahan bakar, Air, Minyak Pelumas, Minyak kotor, Tangki Bertekanan, dll ), Sekat melintang dan membujur,  Instalasi pipa-pipa, Manhole  (sebatas ring manhole dan pengelasan baut manhole), Pengelasan pada Plat kulit kapal / Shell plate dari bagian Lunas / Keel sampai Geladak / Deck. 
Sebelum kapal diluncurkan ( bangunan baru ) atau sebelum kapal turun dock ( selesai perbaikan di galangan - replating ), haruslah dilakukan pengujian kekedapan pengelasan.
Ada banyak metode atau cara yang dipakai untuk pengujian tersebut yaitu :
  1. Metode dengan memakai Kapur dan Minyak.
  2. Metode menggunakan Udara bertekanan atau Air Pressure Test
  3. Metode Tabung Hampa Udara atau Vacuum Test
  4. Metode menggunakan Air bertekanan atau Hydro Test
  5. Metode menggunakan NDT ( Non Destructive Test )
  6. Metode menggunakan Semprotan Air bertekanan atau Water Jet

1.  Metode Kapur dan Minyak.

Cara ini adalah cara tradisional dimana bagian pengelasan yang akan diuji diolesi dengan Kapur dibagian luarnya, sedangkan bagian dalamnya diolesi Minyak ( jenis solar atau minyak tanah ). Alat untuk mengolesnya menggunakan kuas yang biasa dipakai untuk mengecat.
Hasil kebocoran pengelasan dapat diketahui setelah 4 jam, untuk bentuk crack atau kebocoran yang halus baru dapat diketahui setelah 1 Hari pengujian, dengan catatan Minyak harus berulangkali dioles dengan interval waktu 3 jam.
Cara ini memiliki kelemahan yaitu :
  1. Waktu pengujian terlalu lama.
  2. Tidak dapat mendeteksi kebocoran atau crack yang sangat halus.
  3. Sulit untuk menguji bagian-bagian yang berada pada posisi over head.
  4. Tidak akurat untuk bagian - bagian vertikal, dikarenakan minyak akan mengalir kebawah / vertikal sehingga kecil kemungkinan minyak akan mengalir ke arah horisontal.
  5. Cara ini tidak diakui oleh sebagian besar Biro Klasifikasi.

2. Metode Udara bertekanan / Air pressure Test.

Ini adalah cara yang sering digunakan oleh kebanyakan Galangan kapal, cara melakukan pengujian dengan metode ini memakai bantuan alat pengukur Tekanan udara dan juga Compressor sebagai sumber pasokan udaranya. Pengukur tekanan udara dapat berupa Pressure Gauge atau Selang plastik yang diisi dengan air, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini.


Belajar Mengenai Kapal
  Misalkan akan menguji kekedapan suatu tangki ,cara melakukan pengujian adalah sebagai berikut :
  • Lubangi tutup Manhole dari tangki yang akan diuji, atau bila memungkinkan alat ukur dapat dipasang melalui pipa udara tangki.
  • Pasang alat pengukur pada lubang di tutup manhole tersebut dengan cara dilas tentunya, atau pasang pada flange pipa udara tangki.
  • Buat koneksi sambungan untuk selang kompresos pada Flens pipa isi tangki yang akan diuji.
  • Hubungkan selang dari kompresor dengan koneksi pada Flens pipa isi tangki yang akan diuji, gunakan clamp dengan ukuran yang sesuai dengan selang kompresor.
  • Kencangkan baut - baut Flens pipa isi tersebut.
  • Pasang tutup Manhole beserta karet Packingnya dan kencangkan baut - bautnya.
  • Hidupkan kompressor, jika tekanan angin pada kompresor telah cukup, buka valve udaranya agar udara mengalir ke dalam tangki yang akan diuji.
  • Perhatikan alat ukur tekanan yang terpasang, tunggu sampai tekanan udara didalam tangki mencapai 0,2 Bar ( bila menggunakan Pressure Gauge ) atau jika menggunakan selang air, perhatikan permukaan air didalam selang. Ukur jarak antara permukaan air dibagian bawah (ujung bawah selang) dengan permukaan air dibagian atas (ujung atas selang). Bila didapati jarak 1,0 m berarti tekanan didalam tangki adalah 0,1 Bar, jika jaraknya 2,0 m maka tekanan didalam tangki 0,2 Bar. Besarnya tekanan udara tersebut dapat disesuaikan dengan kondisi tangki yang akan diuji misalkan tekanan dikurangi menjadi 0,18 Bar.  
Pembuktian besarnya tekanan bedasarkan ketinggian cairan didalam selang dapat dibuktikan dengan formula sebagai berikut :
p = 0,0981 h SG   (bar).
Dimana :   p = Pressure
                  h = Ketinggian permukaan air.
                  SG = Specific Grafity dari Air.
Contoh bila ketinggian air didalam selang 2 m maka :
p = 0,0981 x 2 x 1,00
   = 0,1962 bar. 
   = 0,2 bar.  

Dasar pengujian dengan menggunakan batas tekanan / pressure sebesar 0,2 bar adalah bedasarkan ketentuan pada Rules For The Classification And Construction For Seagoing Ships. Contohnya dapat dilihat pada Rules dari BKI  Vol.I Section 3. mengenai Tightness test.   
Belajar Mengenai Kapal
Belajar Mengenai Kapal
  • Setelah tekanan didalam tangki sesuai dengan yang diinginkan, kunci valve udara kompresor atau hentikan aliran udara yang menuju tangki. 
  • Selanjutnya lakukan penyemprotan cairan air sabun pada bagian pengelasan yang akan diuji kekedapannya, bagian yang diberi cairan sabun tentunya pada bagian luar dari tangki yang diuji. Cairan sabun dapat dibuat dengan melarutkan sabun deterjen kedalam air. Selain menggunakan alat penyemprot hama, pemberian cairan sabun dapat juga menggunakan kuas roll atau botol bekas air mineral yang tutupnya dilubangi.
  • Apabila terdapat kebocoran pada tangki tersebut maka akan tampak busa / gelembung yang keluar dari bagian pengelasan yang bocor. Bila yang tampak busa halus itu berarti ada crack atau bocor yang halus, jika yang tampak gelembung itu berarti adanya kebocoran yang cukup besar.
  • Tandai lokasi-lokasi kebocoran tersebut dengan menggunakan kapur minyak atau kapur besi.
  • Selanjutnya, Perbaiki kebocoran tangki dengan cara pengelasan ulang yang didahului dengan proses gouging pada bagian yang bocor. Perhatian : Udara di dalam tangki harus dikeluarkan dahulu sebelum melakukan perbaikan kebocoran.
       Contoh Hasil Pengujian :
  Belajar Mengenai Kapal

Sekian dahulu artikel mengenai Cara melakukan Pengujian Kekedapan Pengelasan, untuk pembahasan mengenai Vacuum Test, Hydro Test, NDT dan Water Jet  Test akan dibahas pada artikel yang akan datang.
Dibawah ini dapat dilihat Video bagaimana proses melakukan Air Pressure Test pada sebuah Tug Boat yang telah selesai replating pada kondisi floating repair.


Sekian Artikel mengenai cara melakukan pengujian kekedapan pengelasan dengan Metode Air Pressure Test dan Terima kasih karena Anda telah Belajar Mengenai Kapal. Semoga bermanfaat.

Jumat, 20 Juni 2014

KONTAK FIT BALING-BALING / LAP FITTING PROPELLER

Kontak Fit Baling-Baling Kapal / Lap Fitting Propeller.

Kontak Fit Baling-Baling Kapal / Lap Fitting Propeller adalah proses penyesuaian bentuk permukaan yang bersentuhan antara permukaan Baling-Baling / Propeller dengan permukaan bagian As Baling-Baling / Shaft Propller.
Baling-baling Kapal atau Propeller pada kapal umumnya terhubung dengan Poros baling-baling atau propeller Shaft. Kedudukan / Posisi Propeller pada propeller Shaft haruslah sedemikian rupa presisinya sehingga boleh dikatakan tidak ada jarak antara propeller Hub dengan bagian Taper propeller shaft.
Agar didapat kondisi seperti itu maka harus dilakukan proses Lap fitting Propeller terhadap propeller Shaft.
Proses Lap fitting atau Kontak fit ini wajib dilakukan pada kapal-kapal yang baru dibuat dimana Propeller dan propeller Shaft masih dalam kondisi baru ( karena tidak semua produsen Propeller dan Shaft memiliki alat kalibrasi dies untuk pengujian Taper ), kontak fit juga wajib dilakukan pada kapal-kapal yang sudah beroperasi bilamana kapal tersebut mengganti Propellernya dengan Propeller yang baru.
Berikut adalah langkah-langkah bagaimana melakukan Kontak fit / Lap Fitting Propeller yang diawali dengan proses pengujian Besarnya Persentase permukaan yang bersentuhan dengan cara sebagai berikut :

Cara 1 - Propeller Key tidak terpasang


  1. Bersihkan Permukaan bagian dalam dari Propeller Hub ( sehingga tidak ada debu, pasir, dll )
  2. Lakukan pembersihan seperti diatas untuk bagian Taper dari Propeller Shaft.
  3. Olesi seluruh permukaan Taper dari Propeller Shaft ( kecuali lubang Key ) dengan Prussian Blue. Bila anda kesulitan mendapatkan Prussian Blue, anda dapat menggunakan Lip Stick / Gincu ( pemerah bibir yang biasa dipakai para wanita ) sebagai pengganti. Olesi secara merata, tidak harus tebal.
    Belajar Mengenai Kapal
  4. Joint / masukan Propeller ke Propeller Shaft.
  5. Pasang Mur pengunci Propeller dan kencangkan.
  6. Putar daun Propeller 5 sampai 10 kali putaran.
  7. Buka Mur pengunci dan Lepaskan Propeller dari Propeller Shaft. Pada tahap ini, sewaktu melepas Propeller usahakan agar Propeller terlepas dengan arah yang sejajar dengan Shaft, hal ini untuk menghindari bergeseknya Propeller dengan Taper sehingga menggores prussian blue yang sudah menempel pada shaft.
  8. Perhatikan prussian blue pada Taper shaft, akan tampak bagian yang tertutup sempurna dan yang tidak tertutup ( pada bagian ini tidak terdapat prussian blue ). Bagian yang tidak terdapat prussian blue adalah bagian dimana Propeller dan Propeller Shaft memiliki kontak yang baik.
  9. Perhatikan juga Bagian dalam dari propeller Hub, dan catat apakah bagian yang bersentuhan sudah mencapai minimum 80% dari total keseluruhan luas permukaan.

Cara 2 - Propeller Key terpasang


  1. Lakukan tahapan-tahapan No.1 s/d 3 seperti diatas.
  2. Joint / masukan Propeller Key ke tempatnya pada Propeller Shaft.
  3. Joint / masukan Propeller ke Propeller Shaft.
  4. Pasang Mur pengunci Propeller dan kencangkan.
  5. Buka Mur pengunci dan lepaskan Propeller dari propeller Shaft, seperti langkah diatas.
  6. Perhatikan prussian blue pada Taper shaft, akan tampak bagian yang bersentuhan dengan propeller Hub dan yang tidak bersentuhan (prussian blue pada bagian ini permukaannya tetap sama / tidak berubah sama seperti saat anda mengolesinya). 
  7. Perhatikan juga bagian dalam dari propeller Hub, bagian yang terdapat prussian blue adalah bagian dimana propeller Hub bersentuhan dengan Propeller.
  8. Catat apakah bagian yang bersentuhan sudah mencapai minimum 80% dari total luas permukaan ?
Belajar Mengenai Kapal
                                    Propeller Hub-Perhatikan bagian yang tidak berwarna biru

Ketentuan dari kebanyakan Biro Klasifikasi mensyaratkan bahwa Kontak fit / Lap fitting antara Propeller dengan propeller Shaft adalah minimum 80% kontak atau bersentuhan, 100% tentunya lebih baik lagi.
Untuk mencapai persentase kontak sampai dengan minimum 80% tersebut maka harus dilakukan proses grinding atau dipoles. Grinding dimaksud menggunakan pasta / compound untuk skir klep mesin ( valve grinding compound ), dengan cara sebagai berikut :


  1. Bersihkan permukaan Taper dan bagian dalam propeller Hub dari prussian blue.
  2. Olesi seluruh permukaan Taper dari propeller Shaft ( kecuali lubang Key ) dengan Compound secara merata.
  3. Joint / masukan Propeller ke propeller Shaft, tanpa menggunakan propeller Key.
  4. Pasang Mur pengunci Propeller dan kencangkan.
  5. Putar daun Propeller 10 sampai 20 kali putaran.
  6. Buka Mur pengunci dan lepaskan Propeller dari propeller Shaft.
  7. Perhatikan hasilnya, apakah kontak Propeller dengan propeller Shaft sudah mencapai minimum 80%. Jika ragu-ragu dengan hasilnya, lakukan pengujian dengan menggunakan prussian blue, seperti cara-cara diatas.
  8. Ulangi tahapan No.7 tersebut diatas, sampai didapatkan hasil kontak fit / lap fitting yang diinginkan.

Catatan :
  1. Pada saat mengunci mur propeller; lakukan dengan cara bertahap, bersamaan dengan diputarnya propeller, hal ini dilakukan untuk memastikan agar propeller dapat diputar.
  2. Saat propeller diputar akan ada prussian blue atau compound yang keluar dari antara propeller Hub dan  propeller Shaft, ini menandakan adanya bagian yang sudah mencapai kontak fit / lap fitting yang baik.
  3. Sebelum melakukan tahapan-tahapan seperti diatas, posisikan dahulu propeller Shaft pada dudukan / pondasi yang kuat dan memiliki clamp pengikat untuk menahan propeller Shaft agar tidak ikut berputar bersamaan dengan terputarnya Propeller.
  4. Gunakan alat angkat berupa Chains Block untuk mengangkat Propeller dan juga pada saat melepas Propeller dari Shaftnya.
Sekian Artikel mengenai Cara melakukan Kontak fit atau Lap Fitting Propeller dan Terima kasih karena Anda telah Belajar Mengenai Kapal. Semoga dapat bermanfaat.
Artikel lainnya yang bermanfaat untuk Anda : Pengujian Keretakan Pada Poros Baling-baling.