Instalasi Pipa Bahan Bakar
Bagi kebanyakan arsitek perkapalan tentunya merancang instalasi pipa-pipa di kapal pastilah dapat dilakukan,tetapi pada kesempatan sekarang ini penulis akan memberikan cara yang mudah untuk merancang instalasi pipa-pipa di kapal.
Instalasi Pipa di Kapal umumnya terdiri atas :
- Instalasi Pipa Bahan Bakar ( Fuel Oil System )
- Instalasi Pipa Minyak Lumas ( Lubricanting Oil System )
- Instalasi Pipa Air Tawar ( Fresh Water System )
- Instalasi Pipa Air Laut ( Sea Water System )
- Instalasi Pipa Pendingin Mesin ( Engine Cooling System )
- Instalasi Pipa Bilga / Ballast dan Pemadam ( Bilge / Ballast And Firemain System )
- Instalasi Pipa W.C / Kamar Mandi dan Dapur ( Fresh Water Supply & S.W Sanitary System )
- Instalasi Pipa O.W.S ( Oily Water Separator System )
I. Fuel Oil System
Gambar Fuel Oil System umumnya terbagi atas 3 bagian yaitu :
1. Fuel Oil Supply & Over Flow System
2. Fuel Oil Transfer system
3. Fuel Oil Filling System
Untuk penghematan biasanya gambar Fuel Oil Transfer System disatukan dengan gambar Fuel Oil Filling System, nama gambar berubah jadi Fuel Oil Transfer & Filling System. Untuk lebih menghemat lagi ketiga gambar digabungkan menjadi satu, nama gambar menjadi Fuel Oil System. Agar memudahkan dalam hal "membaca" gambar maka setiap System dibedakan warna gambarnya.
Pra Perancangan.
Untuk membuat sebuah rancangan jaringan instalasi pipa atau skema (schematic Fuel oil System) yang harus ditentukan dahulu adalah:
- Letak Pompa Bahan Bakar, Mesin Induk, Mesin bantu / Genset, Strainer, Manifold, Racor dan letak pipa pengisian bahan bakar. Bila sudah ada
Layout Engine Room maka kita dapat memakai gambar tersebut sebagai patokan letak alat dan mesin yang ada didalam kamar mesin.
- Cari data mengenai ukuran sebenarnya / dimensi dari Pompa bahan bakar yang akan digunakan ( mis: panjang,lebar,tinggi pompa dan
motor listriknya, jarak antara inlet dan outlet, posisi inlet dan outlet dll.) ukuran tersebut biasanya didapat dari data atau
spesifikasi pompa yang dikeluarkan dari produsen / pembuat pompa tersebut.
- Cari juga data seperti diatas untuk Mesin induk dan Mesin bantu (terutama letak lubang inlet dan outlet pipa bahan bakar di mesin).
- Letak Strainer bahan bakar harus dekat dengan Pompa,
- Letak Manifold Strainer usahakan dibawah Strainer.
- Letak Manifold Supply usahakan tidak jauh dari Racor, bila memungkinkan letakan didepan Racor.
- Letak Racor berada dekat dengan Strainer, jika instalasi pipa akan ditambahkan Racor sebaiknya untuk setiap mesin digunakan minimal 1 buah Racor. ( Racor adalah alat yang fungsinya sama dengan filter, jadi racor dapat menyaring air dan kotoran yang tercampur dengan bahan bakar. Racor tidak dapat menyaring minyak, misalnya jika bahan bakarnya solar dan tercampur dengan minyak tanah / kerosin maka Racor tidak dapat menyaring kerosin tersebut ).
- Letak Tangki Harian bahan bakar ( Fuel Oil Daily Tank )sudah ditentukan pada tahap awal perancangan kapal. Lihat pada gambar
Rencana Umum ( General Arrangement ).
- Strainer umumnya dibuat sendiri oleh galangan kapal dengan menggunakan pipa Sch.80 dengan diameter umumnya 12" ( inchi ).
- Manifold dibuat sendiri oleh galangan kapal dengan menggunakan pipa yang sama dengan pipa instalasi hanya berbeda ukuran diameternya ( lebih besar ). Sebutan untuk manifold didasarkan atas lokasi / tempat atau fungsi dari Manifold itu sendiri, misalkan letaknya dekat Strainer maka disebut Manifold Strainer.
- Karena kapal memiliki lebih dari satu tangki bahan bakar ( tangki
induk ) maka tangki yang letaknya berdampingan dihubungkan satu
sama lain dengan menggunakan Manifold, misalkan pada kapal terdapat 3 buah tangki bahan bakar dibagian belakang kamar mesin yang letaknya berdampingan maka masing-masing tangki harus terhubung ke Manifold yang sama.
- Letak Manifold Tangki untuk pipa Transfer berada diatas lantai kamar mesin atau bisa juga dibawah lantai kamar mesin asalkan diberi lubang pada lantai kamar mesin untuk memudahkan pengoperasian valve.
- Letak Manifold Tangki untuk pipa Filling / Pengisian bahan bakar berada dibagian atas Tangki Induk.
- Pipa Over Flow dari Mesin Induk yang masuk ke dalam Tangki Harian letaknya berada dibagian atas dari Tangki Harian.
- Pipa Transfer dari Pompa bahan bakar yang menuju ke Tangki Harian letak pipa yang masuk ke Tangki Harian berada di bagian atas Tangki Harian.
- Usahakan semua instalasi pipa letaknya berada dibawah lantai kamar mesin agar tidak menyulitkan orang berjalan dan bekerja didalam kamar mesin. Bila tidak memungkinkan pipa ditempatkan dibawah lantai ( misalnya terhalang Tangki Oli ditengah kamar mesin ) maka posisi pipa diusahakan agar tidak mengganggu jalan.
- Instalasi pipa yang dibuat, tidak boleh memotong pondasi Mesin Induk
(Daerah antara kaki depan mesin induk dengan kaki belakang mesin induk).
- Jika instalasi pipa melewati atau memotong penerusan dari pondasi mesin
maka pipa dibuatkan sambungan dengan memakai Flens, hal ini
bertujuan agar pipa dapat dengan mudah dikeluarkan / dilepas untuk
penggantian pipa jika pipa rusak.
- Pipa yang digunakan adalah pipa dengan schedule 80 minimal.Diameter pipa disesuaikan kebutuhan atau rules yang berlaku.
- Pipa penerusan yang masuk kedalam Tangki induk / Storage Tank ujung pipa diusahakan berada sedekat mungkin dengan sekat tangki, hal ini bertujuan agar saat pengisian bahan bakar tidak timbul buih yang berlebihan. ( pada instalasi Pipa Pengisian bahan bakar / Fuel Oil Filling System dan pada instalasi Pipa Over flow ).
- Pada Pipa-pipa Transfer untuk pipa penerusan yang masuk kedalam tangki ( pipa hisap ) diusahakan ujung pipa hisap berada pada daerah tengah kapal ( pada Center Tank ) dan berada pada daerah dekat sekat membujur ( pada Port & Starboard Tank ).
- Ujung pipa hisap diberi saringan atau Suction Bellmouth untuk mencegah terhisapnya kotoran dari dalam tangki dan memudahkan pompa menghisap bahan bakar.
- Tangki Harian harus diberi Sight Glass / Level Glass agar jumlah bahan bakar didalam Tangki Harian dapat dengan mudah diketahui level ketinggiannya / jumlahnya.
- Setiap tangki dikapal harus memiliki Pipa Ventilasi Udara yang menghubungkan antara tangki dengan udara luar. Pipa Ventilasi Udara ini dilengkapi dengan Ventilator Head.
- Pada pipa Pengisian bahan bakar dibagian bawah inletnya atau ujung tempat pengisian bahan bakar harus dilengkapi dengan Spill Tray, ini bertujuan untuk mencegah tumpahan bahan bakar ke atas main deck.
- Setiap kali pipa menembus sekat pada kapal, pada sekat harus diberi Pipa Penetrasi, gambar Pipa Penetrasi dapat dilihat dibawah ini.
- Gambar instalasi pipa yang saling bersilangan, digambarkan salah satunya terputus atau diberi setengah lingkaran pada salah satu pipa.
- Valve untuk pipa dari Tangki harian ke Strainer harus memakai valve jenis Quick Closing Valve.
- Valve untuk pipa dari Tangki induk ke Manifold tangki memakai valve jenis Quick Closing valve.
- Valve untuk outlet Manifold Strainer memakai valve jenis Gate Valve.
- Valve untuk inlet Manifold Strainer memakai valve jenis Ball Valve.
- Valve untuk pipa dari Pompa ke Tangki harian memakai valve jenis Gate Valve atau Ball Valve.
- Valve untuk pipa dari outlet Mesin induk ke Tangki harian memakai valve jenis Gate Valve ( di tangki harian ) dan Ball Valve
( di outlet Mesin induk ).
Prancangan.
Berikut Cara Merancang Instalasi Pipa dikapal, sebagai contoh sederhana diambil contoh instalasi dari sebuah Tug Boat dengan 2 buah mesin penggerak dan 2 buah mesin bantu / genset, pompa bahan bakar 2 buah ( 1 buah pompa listrik dan 1 buah pompa tangan sebagai cadangan ), Jumlah Racor 2 buah ( letak berdampingan ), jumlah tangki induk 6 buah ( 3 buah didepan dan 3 buah dibelakang kamar mesin ) dengan tangki harian yang letaknya dibelakang kamar mesin.1. Fuel Oil Supply & Over flow System.
a. Buat Sketsa layout dengan berpedoman pada letak dari Frame, Tangki Harian / Daily Tank dan Mesin-mesin atau pakai gambar layout kamar mesin.
b. Membuat Sketsa kasar dari gambar instalasi dengan cara sebagai berikut :
- Buat garis lurus yang menghubungkan antara Tangki harian dengan Strainer bahan bakar.
Catatan : Setiap garis yang dibuat harus garis lurus tidak boleh melengkung,ini
mengacu pada bentuk dan
kekakuan pipa.
Jika garis harus dibelokan maka sudutnya harus 90 derajat alias
menyiku, ini mengacu pada bentuk kebanyakan sambungan elbow.
- Buat garis lurus yang menghubungkan antara Strainer dengan inlet Manifold Strainer. Manifold Strainer memiliki 1 buah inlet dan 3 buah outlet.
- Hubungkan 2 buah outlet Manifold Strainer dengan kedua buah Racor, masing-masing inlet Racor terhubung dengan 1 buah outlet Manifold Strainer.
- Hubungkan kedua buah outlet Racor dengan 2 buah inlet dari Manifold Supply, masing-masing Racor terhubung dengan 1 buah inlet Manifold Supply.
- Hubungkan outlet Manifold Strainer yang ketiga dengan inlet Manifold Supply yang ketiga, ini untuk membuat sambungan langsung ( by pass )ke Strainer,
jika Racor harus di rawat.
- Hubungkan outlet Manifold Supply dengan pipa inlet bahan bakar Main Engine ( Port ).- Hubungkan outlet Manifold Supply dengan pipa inlet bahan bakar Auxilary Engine / Genset (Port).
- Hubungkan outlet Manifold Supply dengan pipa inlet bahan bakar Auxilary Engine / Genset ( Starboard ).
- Hubungkan outlet Manifold Supply dengan pipa inlet bahan bakar Main Engine ( Starboard ).
- Hubungkan pipa outlet bahan bakar pada Main Engine ( Port ) dengan Tangki Harian bahan bakar.
- Hubungkan pipa outlet bahan bakar pada Main Engine ( Starboard ) dengan Tangki Harian bahan bakar.
- Untuk Auxilary Engine / Genset pipa Over flow bahan bakar dapat langsung bibuatkan by pass dari pipa outlet bahan bakar pada Genset ke pipa inlet bahan bakar Genset.
Sampai pada tahap ini kita sudah membuat sketsa Instalasi pipa untuk Supply & Over Flow bahan bakar.
c. Bila sketsa kasarnya sudah jadi, maka langkah selanjutnya adalah
membuat gambar Instalasi pipa dengan ukuran skala yang sebenarnya
mengacu pada dimensi Kamar mesin, Tangki, Pilar, Mesin, Valve, Strainer dan Manifold. Gunakan Symbol / Code untuk mengganti bentuk dari material yang sebenarnya ( Contoh Symbol / Code dapat dilihat dibawah ini )
Sketsa Fuel Oil Supply System
d. Tentukan arah aliran bahan bakar dengan memberikan Symbol Anak panah pada pipa, hal ini bertujuan agar memudahkan dalam "membaca" gambar nantinya.
e. Buat pipa penerusan didalam tangki, lihat ketentuannya pada Pra Perancangan diatas.
f. Sambungan antara Racor dengan Manifold Strainer dan Manifold Supply menggunakan Flexible Hose dengan jenis Flame Resistant ( lihat Symbol / Code pada Tabel diatas ).
Fuel Oil Supply System
2. Fuel Oil Transfer System.
a. Buat Sketsa layout dengan berpedoman pada letak dari Frame, Pompa, Tangki-tangki, Pilar dan Mesin-mesin atau pakai gambar layout kamar mesin.
b. Membuat Sketsa kasar dari gambar instalasi dengan cara sebagai berikut :
- Buat garis yang menghubungkan antara Tangki induk / Storage Tank belakang ( Tengah, Kiri dan Kanan ) dengan inlet Manifold Tangki belakang. Manifold Tangki belakang memiliki 3 buah inlet dan 3 buah outlet.
- Buat garis yang menghubungkan antara outlet Manifold Tangki belakang dengan inlet Pompa Listrik.
- Buat garis yang menghubungkan antara outlet Manifold Tangki belakang dengan inlet Pompa Tangan.
- Buat garis yang menghubungkan antara outlet Pompa Listrik dengan Tangki Harian bahan bakar #).
- Buat garis yang menghubungkan antara outlet Pompa Tangan dengan garis yang menghubungkan antara outlet Pompa Listrik dengan Tangki harian.
- Buat garis yang menghubungkan antara Tangki induk depan ( Tengah, Kiri dan Kanan
) dengan inlet Manifold Tangki depan. Manifold Tangki depan
memiliki 3 buah inlet dan 1 buah outlet.
- Buat garis yang menghubungkan antara outlet Manifold Tangki Belakang dengan outlet Manifold Tangki depan.
Sampai pada tahap ini kita sudah membuat sketsa Instalasi pipa untuk Transfer bahan bakar dari Tangki-tangki Induk ke Tangki Harian bahan bakar.
Sketsa Fuel Oil Transfer System
c. Bila sketsa kasarnya sudah jadi, maka langkah selanjutnya adalah
membuat gambar Instalasi pipa dengan ukuran skala yang sebenarnya
mengacu pada dimensi Kamar mesin, Tangki, Pilar, Pompa, Mesin, Valve dan Manifold.
Gunakan Symbol / Code untuk mengganti bentuk dari material yang
sebenarnya.
d. Tentukan arah aliran bahan bakar
dengan memberikan Symbol Anak panah pada pipa, hal ini bertujuan agar
memudahkan dalam "membaca" gambar nantinya.
e.Buat pipa penerusan didalam tangki dan berikan Symbol / Code Suction
Bellmouth, lihat ketentuannya pada Pra Perancangan diatas.
Fuel Oil Transfer system
3. Fuel Oil Filling System.
a. Buat Sketsa layout dengan berpedoman
pada letak dari Frame dan Tangki-tangki atau pakai
gambar layout kamar mesin.
b. Membuat Sketsa kasar dari gambar instalasi dengan cara sebagai berikut :
- Buat garis yang menghubungkan antara Tangki induk belakang ( Tengah,
Kiri dan Kanan ) dengan inlet Manifold Tangki belakang. Manifold Tangki
belakang memiliki 3 buah inlet dan 1 buah outlet.
- Buat garis yang menghubungkan antara Tangki induk depan ( Tengah,
Kiri dan Kanan ) dengan inlet Manifold Tangki depan. Manifold Tangki depan memiliki 3 buah inlet dan 1 buah outlet.
- Buat garis yang menghubungkan antara outlet Manifold Tangki belakang dengan outlet Manifold Tangki depan *).
- Buat garis yang menghubungkan antara inlet bahan bakar di atas Main Deck dengan garis penghubung Manifold Tangki belakang dengan Manifold Tangki depan *).
- Buat garis yang menghubungkan antara Manifold Tangki belakang dengan Tangki Harian atau dapat juga dihubungkan dengan garis yang menghubungkan antara outlet Pompa Listrik dengan Tangki Harian bahan bakar #).
Sampai pada tahap ini kita sudah membuat sketsa Instalasi pipa untuk Filling / Pengisian bahan bakar untuk Tangki-tangki Induk dan Tangki Harian bahan
bakar.
Sketsa Fuel Oil Filling System
c. Bila sketsa kasarnya sudah jadi, maka langkah selanjutnya adalah
membuat gambar Instalasi pipa dengan ukuran skala yang sebenarnya
mengacu pada dimensi Kamar mesin, Jarak Frame, Tangki, Valve dan Manifold.
Gunakan Symbol / Code untuk mengganti bentuk dari material yang
sebenarnya.
d. Tentukan arah aliran bahan bakar
dengan memberikan Symbol Anak panah pada pipa, hal ini bertujuan agar
memudahkan dalam "membaca" gambar nantinya.
e. Buat pipa penerusan didalam tangki dan tambahkan Spill Tray pada inlet bahan bakar diatas main deck, lihat ketentuannya pada Pra Perancangan diatas.
Fuel Oil Filling System
Sekian Artikel mengenai Cara Merancang Instalasi Pipa Bahan Bakar di kapal, Terima kasih karena Anda telah Belajar Mengenai Kapal. Semoga bermanfaat.
Artikel selanjutnya adalah Merancang Instalasi Pipa Lumas / Oli.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar