Instalasi Pipa air Tawar.
Sebelum mencoba Merancang Instalasi Pipa Air Tawar, sebaiknya baca kembali artik sebelumnya tentang Merancang Instalasi Pipa Bahan Bakar karena tata caranya sama dan perhatikan point Pra Perancangan karena itu sangat penting.
Air tawar yang berada di kapal didapat dari pengisian air tawar yang berasal dari darat ( pelabuhan atau mobil tangki air tawar ) atau bisa juga dari tongkang atau perahu khusus yang menjual air tawar. Pada kapal-kapal berukuran besar dengan jarak jelajah yang jauh, air tawar sebagian diproduksi sendiri diatas kapal dengan menggunakan alat Evaporator yaitu alat yang dapat mengubah air laut menjadi air tawar lewat proses penguapan.
Air tawar di kapal disimpan pada Tangki-tangki Air Tawar, letak Tangki Air Tawar umumnya berada pada daerah Buritan kapal, dibawah lantai ruang ABK atau juga dibagian Haluan kapal ( untuk kapal-kapal Tug Boat ) ada juga dibagian Double Bottom ( biasanya Kapal Barang / Cargo Vessel ).
Air tawar yang tersimpan didalam tangki juga dapat berfungsi sebagai Air ballast dan tangkinya disebut dengan Fresh Water Ballast Tank ( F.W.B.T ).
Karena letak tangki-tangki tersebut tidak berada pada satu lokasi maka dalam merancang instalasinya haruslah dibuat sedemikian rupa sehingga air tawar yang berada didaerah Buritan dapat dipindahkan ke tangki yang berada didaerah Haluan begitu juga sebaliknya.
Selain Tangki Induk Air Tawar kadang kala dipakai juga Tangki Harian Air Tawar yang letaknya ditempatkan pada lokasi yang lebih tinggi dari Kamar mandi, W.C atau Dapur, ini bertujuan agar kerja Pompa Air Tawar lebih ringan ( tidak terus menerus dipakai sepanjang hari ) jadi air dari Tangki Induk dipompakan ke Tangki Harian terlebih dahulu, baru kemudian dialirkan ketempat-tempat yang membutuhkan.
Berikut adalah Cara merancang Instalasi Pipa Air Tawar :
Sebagai contoh akan dipakai Tug Boat sebagai lokasi perancangan. Tug Boat memiliki 3 buah Tangki Air Tawar di bagian Buritan dan 2 buah Tangki Air Tawar dibawah lantai Ruang ABK / Crew Space.
Pompa Air Tawar yang digunakan berjumlah 2 buah.
Perancangan selalu diawali dengan menggunakan Sketsa, ini bertujuan untuk :
- Menghindari atau mengurangi kesalahan perancangan.
- Ide rancangan bukan hanya satu saja, jadi dengan sketsa dapat dibuat berbagai macam sambungan instalasi dengan jenis instalasi yang sama.
- Sketsa pada secarik kertas dapat mudah dibawa kemana saja, bila ide sudah muncul maka dapat langsung dibuatkan sketsanya dimana saja dan kapan saja, karena merancang memerlukan ide.
- Membuat sketsa pada secarik kertas dengan sebuah pinsil, memberi ruang gerak yang besar bagi perancang, bila ada kesalahan...hapus saja dan buat baru, bila dianggap kurang baik maka coret saja dan buat yang baru lagi, jika hilang ide buang saja kertasnya..:D
1. Pra Perancangan.
Cari data-data dan gunakan Layout Kamar Mesin, cara awal yang sama seperti halnya Merancang Pipa Bahan Bakar. Kenapa harus Layout Kamar Mesin ?, karena sebagian besar instalasi pipa berada didalam kamar mesin dan sebagian besar mesin dan pompa berada didalam Kamar Mesin juga karena itu Layout Kamar Mesin sangat dibutuhkan untuk merancang penempatan dari semua komponen instalasi pipa.2. Perancangan.
1. Buat dan tempatkan sketsa Manifold Tangki Belakang ( Manifold Tangki belakang memiliki 3 buah inlet dan 1 buah outlet ) dekat dengan sekat kamar mesin bagian belakang.
2. Hubungkan ketiga Tangki Air Tawar yang berada di Butritan dengan inlet Manifold Tangki belakang, masing-masing tangki dihubungkan dengan 1 buah inlet Manifold Tangki belakang. Lihat contoh dibawah ini.
3. Buat dan tempatkan sketsa Manifold Tangki depan ( Manifold Tangki depan memiliki 2 buah inlet dan 1 buah outlet ) dekat dengan sekat
kamar mesin bagian belakang.
4. Hubungkan kedua Tangki Air Tawar yang berada di bawah lantai Crew Space dengan inlet
Manifold Tangki depan, masing-masing tangki dihubungkan dengan 1 buah
inlet Manifold Tangki depan. Lihat contoh dibawah ini.
5. Buat dan tempatkan sketsa Manifold Pompa ( Manifold Pompa
memiliki 2 buah inlet dan 1 buah outlet ) di area lambung sebelah kanan.
6. Buat dan tempatkan sketsa Pompa Air Tawar didekat Manifold Pompa, posisi pompa saling berhadapan ( inlet pompa / lubang hisap saling berhadapan ).
7. Hubungkan outlet Manifold Tangki belakang dengan salah satu dari inlet Manifold Pompa ( 1 ), hubungkan juga outlet Manifold Tangki depan dengan inlet Manifold Pompa yang lainnya ( 2 ). Lihat contoh dibawah ini.
8. Membuat sambungan Suction, Transfer dan Supplynya.
- Buat garis yang menghubungkan antara outlet Manifold Pompa dengan masing-masing pompa ( sambungan T ). lihat gambar dibawah ini, sambungan ( 3 ) adalah Sambungan Hisapnya / Suction Connection. Pada prakteknya usahakan agar sambungan ini benar-benar kedap karena jika tidak kedap maka pompa tidak akan bekerja sebagaimana mestinya dengan kata lain pompa tidak akan menghisap air tetapi udara. Mengenai Pengujian Kekedapan Instalasi Pipa akan dibahas pada kesempatan berikutnya.
- Buat garis yang menghubungkan antara jalur pipa ( 1 ) dengan outlet Pompa No.1 sehingga terbentuk seperti pada gambar ( 4 ), ini adalah Sambungan pipa Transfer Air Tawar dari tangki yang berada di bawah Crew Space ke tangki yang berada di Buritan dengan menggunakan Pompa No.1.
- Buat garis yang menghubungkan antara jalur pipa ( 2 ) dengan outlet Pompa No.2 sehingga terbentuk seperti pada gambar ( 5 ), ini adalah Sambungan pipa Transfer Air Tawar dari tangki yang berada di Buritan ke tangki yang berada di bawah Crew Space dengan menggunakan Pompa No.2.
- Buat garis yang menghubungkan antara sambungan ( 4 ) dengan sambungan ( 5 ) sehingga terbentuk sambungan ( 6 ) yang mana ini adalah sambungan by pass antara Pompa No.1 dengan Pompa No.2. Sambungan ini berguna untuk Transfer Air Tawar dan Supply Air Tawar ke tempat yang membutuhkan, Proses Transfer atau Supply dapat dilakukan dengan menggunakan Pompa No.1 atau Pompa No.2 jadi ada cadangan pompa.
- Buat garis yang menghubungkan antara sambungan ( 6 ) dengan Tangki Harian Air Tawar atau langsung terhubung dengan Kamar Mandi ( Shower / Bath Room ), W.C, Dapur ( Galley ), dll. ( 7 ). Lihat gambar dibawah ini. Sampai tahap ini kita sudah membuat sketsa kasar Instalasi Pipa Air Tawar.
9. Tambahkan Valve pada gambar sketsa tersebut agar fungsi Suction, Transfer dan Supply dapat berjalan sebagaimana mestinya, dengan mengacu pada penjelasan diatas dan memperhatikan fungsi Valve itu sendiri ( buka dan tutup ). Gunakan Symbol Anak Panah untuk mempermudah mengetahui aliran.
10. Buat gambar Instalasi Pipa Air Tawar dengan menggunakan ukuran skala yang sebenarnya dengan mengacu pada dimensi Kamar Mesin, Tangki-tangki, Mesin-mesin Pompa Air Tawar, Valve dan Manifold.
11. Gunakan Symbol / Code sama seperti pada cara merancang instalasi yang terdahulu. Contoh gambar Instalasi Pipa Air Tawar dan Symbol bisa dilihat dibawah ini.
Contoh Symbol / Code dalam satu Table
Catatan : Perhatikan gambar pada point 3 dan 5 dimana ada Instalasi Pipa Air Tawar yang melewati Tangki Bahan Bakar. Ketentuan dari Biro Klasifikasi untuk pipa-pipa yang menembus / melewati Tangki Bahan Bakar adalah pipa-pipa harus dibuatkan Terowongan pelindung atau Tunnel ( biasanya terbuat dari pipa yang diameternya lebih besar ) yang fungsinya mengisolasi pipa-pipa tersebut agar bila terjadi kebocoran maka tidak akan mencemari bahan bakar di dalam tangki yang dilewatinya. Selain menggunakan Tunnel dapat juga digunakan pipa dengan Sechedule yang lebih besar misalkan seharusnya pipa memakai Sch.80 diganti dengan pipa dengan Sch.160. Ketentuan lainnya yang berhubungan dengan penembusan pipa kedalam Tangki Bahan Bakar adalah tidak boleh adanya sambungan yang menggunakan Flens didalam Tangki Bahan Bakar ( tidak memakai Pipa Penetrasi ), jadi pipa menembus sekat Tangki Bahan Bakar secara utuh, flens digunakan setelah pipa melewati sekat Tangki Bakan Bakar sedangkan Doubling Plate pada sekat berada pada sisi yang terdapat Flens.
Contoh Instalasi Pipa Air Tawar
Sekian pembahasan tentang Merancang Instalasi Pipa Air Tawar dan terima kasih karena Anda telah Belajar Mengenai Kapal. Semoga bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar